digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ketersediaan sekolah menengah tingkat atas baik umum maupun kejuruan (SMA) sangat diperlukan untuk membentuk generasi yang siap. Ketersediaan fasilitas pendidikan menengah tingkat atas di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada umumnya belum merata. Komposisi ketersediaan antara Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan SMA kurang berimbang. Terdapat daerah yang berimbang, daerah lain ada yang memiliki kesenjangan dan bahkan tidak memiliki SMA walaupun terdapat beberapa SMP. Dengan demikian, lulusan SMP belum keseluruhannya tertampung di jenjang SMA. Angka partisipasi yang dimiliki di pulau Lombok ada yang mencapai 13%. Pengambilan keputusan, perencanaan dan penetapan prioritas perlu mempertimbangkan komposisi dan berdasar lokasi yang disolusikan dengan Sistem Informasi Geografis. Pemodelan pengolahan data spasial yang dibahas dalam penelitian ini adalah penyusunan analisa pendugaan kecukupan SMA terhadap lulusan SMP, beserta evaluasinya. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penyusunan model. Model yang dihasilkan dipergunakan untuk analisa spasial guna menduga kecukupan secara strategis dalam pembangunan infrstruktur pendidikan. Secara umum, metodologi yang dipergunakan dalam menyusun model dimulai dari studi awal dan penelusuran yang dilengkapi dengan koleksi data/informasi. Tahap penting sebelum penyusunan prses spasial adalah penyusunan komponen/variabel penyusunnya. Komponen/variabel yang telah dihasilkan antara lain .. Keluaran akhir dari kegiatan penelitian ini adalah berupa model untuk analisa / pengolahan data spasial dan informasi geospasial baru.