Ketersediaan sekolah menengah tingkat atas baik umum maupun kejuruan (SMA) sangat diperlukan untuk
membentuk generasi yang siap. Ketersediaan fasilitas pendidikan menengah tingkat atas di Nusa Tenggara
Barat (NTB) pada umumnya belum merata. Komposisi ketersediaan antara Sekolah Menengah Pertama (SMP)
dengan SMA kurang berimbang. Terdapat daerah yang berimbang, daerah lain ada yang memiliki kesenjangan
dan bahkan tidak memiliki SMA walaupun terdapat beberapa SMP. Dengan demikian, lulusan SMP belum
keseluruhannya tertampung di jenjang SMA. Angka partisipasi yang dimiliki di pulau Lombok ada yang
mencapai 13%. Pengambilan keputusan, perencanaan dan penetapan prioritas perlu mempertimbangkan
komposisi dan berdasar lokasi yang disolusikan dengan Sistem Informasi Geografis. Pemodelan pengolahan data
spasial yang dibahas dalam penelitian ini adalah penyusunan analisa pendugaan kecukupan SMA terhadap lulusan
SMP, beserta evaluasinya. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penyusunan model. Model
yang dihasilkan dipergunakan untuk analisa spasial guna menduga kecukupan secara strategis dalam
pembangunan infrstruktur pendidikan. Secara umum, metodologi yang dipergunakan dalam menyusun
model dimulai dari studi awal dan penelusuran yang dilengkapi dengan koleksi data/informasi. Tahap penting
sebelum penyusunan prses spasial adalah penyusunan komponen/variabel penyusunnya. Komponen/variabel yang
telah dihasilkan antara lain .. Keluaran akhir dari kegiatan penelitian ini adalah berupa model untuk analisa
/ pengolahan data spasial dan informasi geospasial baru.
Perpustakaan Digital ITB