digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rifda Amara Aulia
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus

Banjir merupakan bencana hidrometeorologi kompleks yang memerlukan pendekatan terpadu antara atmosfer dan hidrologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performa model coupled WRF/WRF-Hydro dalam mensimulasikan curah hujan dan debit sungai di DAS Citarum Hulu selama kejadian banjir Baleendah tahun 2019. Dalam studi ini, dua konfigurasi model digunakan, yaitu mode coupled WRF/WRF Hydro dan standalone WRF-Hydro. Model standalone diberi masukan curah hujan dari tiga sumber berbeda yakni hasil simulasi WRF, data satelit GPM, dan data observasi stasiun yang diinterpolasi. Dengan pendekatan ini, performa masing masing konfigurasi dibandingkan untuk melihat keunggulan dan kelemahan dalam merepresentasikan hujan serta respon hidrologi yang terjadi selama periode banjir. Performa model akan diuji dengan metrik statistik seperti Correlation Coefficient (CC), Nash–Sutcliffe Efficiency (NSE), Root Mean Square Error (RMSE), Mean Bias Error (MBE), serta metrik deteksi kejadian seperti Probability of Detection (POD), Critical Success Index (CSI), dan False Alarm Ratio (FAR). Hasil penelitian menunjukkan model coupled mampu menangkap dinamika temporal debit yang sesuai dengan tren observasi serta berhasil merepresentasikan konsentrasi spasial hujan di bagian hulu DAS, yang sesuai dengan karakteristik banjir yang diamati. Konfigurasi standalone dengan input hujan dari WRF dan GPM menghasilkan simulasi debit yang lebih konsisten dan akurat, dengan beberapa kasus menunjukkan nilai NSE yang positif. Analisis spasial juga memperlihatkan representasi yang baik terhadap proses limpasan dan akumulasi aliran, dengan puncak debit terjadi di bagian hilir akibat konvergensi aliran dari hulu. Tantangan masih ditemui dalam akurasi besaran debit yang ditunjukkan oleh nilai NSE negatif pada beberapa simulasi coupled dan kemampuan deteksi hujan ringan yang masih rendah. Keterbatasan ini sebagian besar disebabkan oleh interaksi dinamis dalam sistem coupled, parameterisasi yang belum sepenuhnya kompatibel, durasi spin-up yang pendek, serta penggunaan data tanah resolusi kasar. Meskipun begitu, temuan ini menegaskan potensi WRF/WRF-Hydro dalam simulasi banjir di wilayah tropis, terutama jika didukung oleh data input berkualitas tinggi dan konfigurasi model yang disesuaikan dengan karakteristik daerah studi.