digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam rangka mendukung program Net Zero Emission (NZE) 2060, PLN melaksanakan transisi energi salah satunya melalui strategi pencampuran bahan bakar fosil dengan biomassa sebagai sumber energi terbarukan. Co-firing antara batu bara dan biomassa menjadi salah satu pendekatan yang diterapkan untuk menghasilkan listrik bersih dan menurunkan emisi gas rumah kaca. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi sistem co-firing terhadap karakteristik bahan bakar, performa pembangkit, dan emisi gas buang pada PLTU Punagaya Unit 1 dengan tipe boiler circulating fluidized bed (CFB). Metode yang digunakan adalah direct co-firing dengan rasio biomassa woodchip sebesar 5 %, tanpa modifikasi peralatan utama. Biomassa yang digunakan berasal dari sumber potensi lokal, terdiri atas kayu lamtoro, tammate, gamal, serta limbah hasil pengolahan kayu. Pengujian dilakukan pada kondisi load stabil sebesar 107 MW, dengan parameter operasi boiler (fuel flow, furnace exit gas temperature, air-fuel ratio, dan total air flow) tetap berada dalam batas toleransi. Hasil menunjukkan bahwa co-firing 5 % woodchip meningkatkan specific fuel consumption (SFC) dibandingkan pembakaran batu bara murni, akibat penurunan nilai kalor dan tingginya kadar kelembapan. Dari sisi biaya produksi, potensi penghematan biaya produksi sebesar Rp 2,26/kWh dan co-firing memberikan dampak positif berupa penurunan emisi SO? sebesar 29,6 % dan NOx sebesar 58,3 %. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi sebagai tambahan referensi mengenai penerapan co-firing biomassa woodchip pada PLTU dengan boiler CFB di Indonesia.