Simulasi dinamika molekul (MD) merupakan salah satu metode komputasi yang
esensial digunakan untuk mengamati dinamika sistem molekul pada level atomik
dalam rentang waktu tertentu. Metode ini juga umum digunakan sebagai sarana
pengembangan obat secara komputasi. Simulasi MD yang berkualitas untuk
pengembangan obat sangat bergantung pada akurasi parameterisasi dan preparasi
MD, tetapi hingga saat ini belum ada metode untuk melakukan validasi parameter
simulasi. Berbagai studi berfokus pada hasil studi, tetapi kurang menekankan tahap
preparasi padahal tahap produksi dalam simulasi MD sangat ditentukan oleh
kondisi/input awal setelah selesai tahap preparasi. Oleh sebab itu, luaran yang tidak
andal dan sulit direproduksi menjadi isu saat ini. Kondisi ini menunjukkan urgensi
untuk mengevaluasi faktor-faktor kritis yang berpengaruh pada kualitas simulasi
MD.
Penelitian ini menyajikan evaluasi faktor kritis yang dapat berpengaruh pada
parameterisasi dan preparasi sistem kompleks MD. Faktor yang dievaluasi antara
lain kelengkapan struktur 3D protein, perbedaan metode dan parameter minimisasi,
pemanasan, dan ekuilibrasi, perbedaan variabel tahap dan durasi peningkatan
temperatur sistem, dan perbedaan penggunaan program paralel MPI dan CUDA
dalam preparasi sistem. Preparasi dengan beberapa skema dilakukan untuk
menentukan efek terhadap profil energi, temperatur, konvergensi, dan kestabilan
struktur. Setiap variasi dilakukan secara terpisah dengan iterasi minimal tiga kali
untuk menentukan efeknya terhadap reprodusibilitas simulasi.
Untuk mendapatkan hasil simulasi dinamika molekul yang baik, protein yang
digunakan harus memiliki struktur yang dimodelkan dengan lengkapi untuk
mengurangi perubahan bentuk protein. Preparasi sistem diawali dengan penentuan
metode minimisasi sistem yang baik. Minimisasi dapat dilakukan dengan baik
menggunakan kombinasi metode steepest descent-conjugate gradient sebanyak
maksimum 4.000 siklus menggunakan kekangan bertingkat tanpa menggunakan
parameter SHAKE. Sistem kemudian dipanaskan hingga mencapai temperatur 310
K. Pemanasan dilakukan dalam tiga tahap dengan target temperatur 100 K, 200 K,
dan berakhir pada 310 K. Pemanasan dilakukan total selama 20 ps dengan kekangan
pada backbone protein. Sistem kemudian diekuilibrasi sebanyak lima tahap selama
640 ps untuk mencapai sistem yang ekuilibrium. Ekuilibrasi dilakukan bertahap
dengan tingkat kekangan berbeda.
Dengan demikian, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk
mengontrol parameter yang dapat berpengaruh terhadap kualitas simulasi MD.
Hasil ini diharapkan mampu mendukung pengembangan protokol simulasi MD
yang reprodusibel untuk pengembangan obat dan pemodelan molekul dengan
kualitas yang lebih tinggi.
Perpustakaan Digital ITB