digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pemulihan lalu lintas udara pasca-COVID-19 telah meningkatkan tantangan operasional di berbagai bandara utama di dunia, termasuk Bandara Charles de Gaulle (CDG), salah satu yang tersibuk di Eropa. CDG menangani sejumlah besar penerbangan setiap hari dengan konfigurasi yang kompleks, yang memberikan tekanan signifikan pada operasional daratnya. Meskipun beroperasi di bawah kapasitas maksimumnya, yaitu 120 pergerakan per jam, 34,09% dari total operasional pada tahun 2023 mengalami keterlambatan, yang menunjukkan perlunya manajemen taxiway yang lebih berkelanjutan dan efektif. Salah satu solusi yang diusulkan adalah proyek Auto-Steer Taxi at Airport (ASTAIR), yang berfokus pada otomatisasi manajemen operasi taxi pesawat. Namun, untuk mencapai kinerja taxiway yang optimal, diperlukan pemahaman yang komprehensif mengenai kapasitas maksimum taxiway dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, pendekatan berbasis data menjadi esensial dalam melakukan estimasi kapasitas taxiway dan mengidentifikasi kendala operasional utama. Penelitian ini mengembangkan Model Estimasi Kapasitas Taxiway menggunakan Discrete Event Simulation (DES). Model simulasi dikembangkan menggunakan MATLAB Simulink untuk mereplikasi skenario operasional, membandingkan skenario taxi konvensional dengan skenario campuran yang mengombinasikan taxi konvensional dan Sustainable Taxiing (STX). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas taxiway meningkat dari 29 menjadi 30 pesawat per jam dalam skenario campuran, yang menunjukkan peningkatan efisiensi melalui pengurangan jarak pemisahan pesawat. Namun, validasi lebih lanjut melalui uji lapangan diperlukan untuk memastikan bahwa asumsi pengurangan jarak pemisahan sesuai dengan standar keselamatan. Simulasi berhasil mereplikasi kondisi dunia nyata, memungkinkan prediksi kapasitas tanpa pengujian lapangan dan menganalisis faktor-faktor kunci yang memengaruhi kapasitas taxiway. Penelitian ini menyoroti DES sebagai metode yang efektif untuk pemodelan kapasitas dan mendukung inisiatif otomatisasi seperti proyek ASTAIR dalam meningkatkan efisiensi, mengurangi penundaan, dan operasi bandara yang lebih berkelanjutan.