








Pemulihan lalu lintas udara pasca-COVID-19 telah meningkatkan tantangan
operasional di berbagai bandara utama di dunia, termasuk Bandara Charles de
Gaulle (CDG), salah satu yang tersibuk di Eropa. CDG menangani sejumlah besar
penerbangan setiap hari dengan konfigurasi yang kompleks, yang memberikan
tekanan signifikan pada operasional daratnya. Meskipun beroperasi di bawah
kapasitas maksimumnya, yaitu 120 pergerakan per jam, 34,09% dari total
operasional pada tahun 2023 mengalami keterlambatan, yang menunjukkan
perlunya manajemen taxiway yang lebih berkelanjutan dan efektif. Salah satu solusi
yang diusulkan adalah proyek Auto-Steer Taxi at Airport (ASTAIR), yang berfokus
pada otomatisasi manajemen operasi taxi pesawat. Namun, untuk mencapai kinerja
taxiway yang optimal, diperlukan pemahaman yang komprehensif mengenai
kapasitas maksimum taxiway dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Oleh
karena itu, pendekatan berbasis data menjadi esensial dalam melakukan estimasi
kapasitas taxiway dan mengidentifikasi kendala operasional utama. Penelitian ini
mengembangkan Model Estimasi Kapasitas Taxiway menggunakan Discrete Event
Simulation (DES). Model simulasi dikembangkan menggunakan MATLAB
Simulink untuk mereplikasi skenario operasional, membandingkan skenario taxi
konvensional dengan skenario campuran yang mengombinasikan taxi konvensional
dan Sustainable Taxiing (STX). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas
taxiway meningkat dari 29 menjadi 30 pesawat per jam dalam skenario campuran,
yang menunjukkan peningkatan efisiensi melalui pengurangan jarak pemisahan
pesawat. Namun, validasi lebih lanjut melalui uji lapangan diperlukan untuk
memastikan bahwa asumsi pengurangan jarak pemisahan sesuai dengan standar
keselamatan. Simulasi berhasil mereplikasi kondisi dunia nyata, memungkinkan
prediksi kapasitas tanpa pengujian lapangan dan menganalisis faktor-faktor kunci
yang memengaruhi kapasitas taxiway. Penelitian ini menyoroti DES sebagai
metode yang efektif untuk pemodelan kapasitas dan mendukung inisiatif
otomatisasi seperti proyek ASTAIR dalam meningkatkan efisiensi, mengurangi
penundaan, dan operasi bandara yang lebih berkelanjutan.