digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Banjir merupakan bencana dengan frekuensi tertinggi di Indonesia, mencakup 43,1% dari total kejadian bencana nasional pada 2022. Mitigasi yang selama ini dilakukan lebih berfokus pada perlindungan struktural, seperti pembangunan tanggul, yang bertujuan untuk mengurangi probabilitas bahaya banjir. Namun, pendekatan ini memiliki keterbatasan karena tidak mempertimbangkan aspek paparan, kerentanan, serta risiko kegagalan infrastruktur. Salah satu metode yang digunakan untuk menilai risiko kerusakan bangunan akibat banjir adalah fragility curve, yaitu pendekatan berbasis probabilistik yang menggambarkan hubungan antara intensitas banjir dan probabilitas kerusakan bangunan. Meskipun fragility curve telah banyak diterapkan secara global, penelitian terkait penerapannya dalam konteks banjir di Indonesia masih sangat terbatas akibat keterbatasan data empiris menyebabkan kesulitan dalam membangun fungsi yang terlokalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan fragility curve yang sesuai dengan karakteristik bangunan di Indonesia, dengan fokus pada studi kasus kejadian banjir akibat runtuhnya tanggul Sungai Cikapundung di Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung pada 11 Januari 2024. Dengan pendekatan probabilistik, penelitian ini menganalisis tingkat ketahanan bangunan terhadap banjir berdasarkan data empiris. Analisis peta bahaya menunjukkan bahwa Kampung Lamajang Peuntas memiliki tingkat ancaman banjir tertinggi. Kerusakan ringan (DS 1) paling dominan, menyebabkan akumulasi kerugian lebih tinggi dibandingkan kerusakan sedang (DS 2) atau berat (DS 3). Probabilitas kegagalan mencapai 50% pada kedalaman genangan >1,2 m untuk DS 1, >1,4 m untuk DS 2, dan >1,5 m untuk DS 3. Jika tanggul gagal, gaya hidrodinamis dan material bawaan mempercepat kerusakan, meningkatkan risiko runtuhnya bangunan, terutama pada genangan ?2 m. Mitigasi difokuskan pada pengurangan kerusakan ringan, yang memiliki dampak finansial jangka panjang paling signifikan. Pemeliharaan rutin menjadi strategi utama untuk mengurangi risiko kerusakan akumulatif. Penelitian ini mengisi kesenjangan dalam literatur mengenai fragility curve untuk banjir di Indonesia dan menjadi langkah awal dalam pengembangannya sesuai tipologi bangunan lokal. Hasilnya diharapkan menjadi dasar bagi penelitian lanjutan, analisis risiko kerusakan bangunan, serta strategi mitigasi yang lebih efektif untuk mengurangi dampak banjir di masa depan.