Resistensi antimikroba merupakan salah satu tantangan utama dalam bidang kesehatan global.
Penemuan senyawa antimikroba baru dari sumber alam, seperti metabolit sekunder jamur endofit,
menjadi pendekatan potensial untuk mengatasinya. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi aktivitas
antimikroba dari ekstrak dan fraksi Cylindrocarpon sp. strain Apls 1.5.3, jamur dark septate
endophyte yang diisolasi dari akar Pinus merkusii. Kultur difermentasi dan dipisahkan menjadi
media dan biomassa melalui sentrifugasi. Media diekstraksi secara cair-cair menggunakan etil
asetat, sedangkan biomassa dimaserasi dengan metanol. Aktivitas antimikroba diuji terhadap
Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Candida albicans menggunakan metode mikrodilusi
untuk menentukan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM), serta metode drop test untuk
menentukan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM). Ekstrak etil asetat media menunjukkan aktivitas
antimikroba terhadap S. aureus dengan KHM dan KBM 512 µg/mL serta C. albicans dengan KHM
dan KBM 2048 µg/mL, tetapi tidak aktif terhadap E. coli. Sebaliknya, ekstrak metanol biomassa tidak
menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap seluruh mikroba uji pada konsentrasi yang diuji.
Fraksinasi terhadap ekstrak etil asetat media menghasilkan enam fraksi gabungan. Fraksi gabungan
4 dan 5 memiliki aktivitas antimikroba paling baik terhadap S. aureus, dengan KHM masing-masing
32 µg/mL dan 256 µg/mL. Seluruh fraksi menunjukkan aktivitas lemah terhadap C. albicans.
Berdasarkan uji identifikasi golongan senyawa, ekstrak etil asetat media diduga mengandung
senyawa golongan fenol, flavonoid, dan alkaloid, serta diduga terdapat senyawa golongan alkaloid
pada beberapa fraksi gabungan. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak dan fraksi dari
Cylindrocarpon sp. Apls 1.5.3 berpotensi sebagai sumber antimikroba baru.
Perpustakaan Digital ITB