ABSTRAK Raditya Praja Pamungkas
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Raditya Praja Pamungkas
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Raditya Praja Pamungkas
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Raditya Praja Pamungkas
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Raditya Praja Pamungkas
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Raditya Praja Pamungkas
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 6 Raditya Praja Pamungkas
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA Raditya Praja Pamungkas
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN Raditya Praja Pamungkas
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Mobilitas menjadi aspek penting dalam menjaga kualitas hidup lansia, khususnya
di wilayah perkotaan. Namun, keterbatasan fisik dan ekonomi menghambat
aksesibilitas mereka terhadap transportasi. Layanan ride-sourcing berbasis
aplikasi menawarkan solusi mobilitas yang fleksibel dan mandiri bagi lansia,
tetapi adopsinya masih terbatas karena hambatan teknologi dan kekhawatiran
terhadap aspek keamanan dan keselamatan. Penelitian ini bertujuan
mengeksplorasi penggunaan layanan ride-sourcing oleh lansia di DKI Jakarta
serta variabel-variabel yang memengaruhinya. Pendekatan yang digunakan adalah
kuantitatif, dengan penyebaran kuesioner kepada 408 responden lansia
menggunakan teknik revealed preference. Data mencakup karakteristik
sosiodemografi, kondisi kesehatan, respon teknologi, serta persepsi keamanan dan
keselamatan. Analisis dilakukan melalui statistik deskriptif, principal component
analysis (PCA), dan pemodelan pilihan diskrit (multinomial logit dan nested
logit). Hasil menunjukkan bahwa mayoritas lansia memiliki persepsi positif
terhadap penggunaan smartphone, namun tetap memerlukan bantuan orang lain
dalam memesan layanan. Sebagian besar tergolong sebagai pengguna non-aktif.
Berdasarkan model nested-logit, terdapat potensi transisi dari pemesanan oleh
orang lain menjadi pemesanan mandiri. Analisis faktor mereduksi 28 indikator
persepsi menjadi enam faktor yang berpengaruh pada preferensi penggunaan,
yakni persepsi keselamatan dan perilaku pengemudi, dukungan perjalanan,
ikarakteristik pengemudi, hambatan teknologi, risiko perjalanan, dan risiko
keamanan pribadi. Model pilihan diskrit mengidentifikasi pengaruh signifikan dari
usia, jenis kelamin, pekerjaan, kepemilikan kendaraan, keberadaan anak kecil,
kondisi fisik, serta persepsi pengguna, memengaruhi preferensi penggunaan
layanan ride-sourcing. Penelitian ini memperkaya literatur transportasi inklusif di
Indonesia, menekankan pentingnya desain dan kebijakan layanan ride-sourcing
yang mempertimbangkan keterbatasan kelompok rentan seperti lansia.
Perpustakaan Digital ITB