digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Kaulika Nabilah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Kaulika Nabilah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Kaulika Nabilah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Kaulika Nabilah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Kaulika Nabilah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Kaulika Nabilah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 Kaulika Nabilah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Kaulika Nabilah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Kaulika Nabilah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Kota Bandung yang mengalami urbanisasi pesat mendorong munculnya kawasan permukiman kumuh yang terus berkembang dan sulit dikendalikan. Di Indonesia, identifikasi kawasan kumuh umumnya dilakukan melalui survei lapangan, sebuah metode konvensional yang seringkali membutuhkan sumber daya besar, baik dari segi waktu, tenaga, maupun biaya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi kawasan kumuh di Kota Bandung menggunakan pendekatan Object-Based Image Analysis (OBIA) berbasis citra satelit resolusi tinggi. Dalam pendekatan ini, analisis dilakukan dengan memanfaatkan objek citra yang dibentuk melalui segmentasi dan klasifikasi berdasarkan fitur spektral, spasial, dan tekstur. Sebagai pelengkap, digunakan metode Multi-Criteria Analysis (MCA) untuk menggabungkan berbagai kriteria kekumuhan ke dalam satu model analisis komprehensif. Validasi metode OBIA dilakukan dengan data kawasan kumuh dari program KOTAKU tahun 2023 sebagai ground truth. Hasil penelitian menunjukkan bahwa OBIA mampu mendeteksi kawasan kumuh dengan akurasi sebesar 79%, sementara MCA sebagai metode evaluasi tematik memberikan alternatif solusi dalam pemutakhiran data kekumuhan yang lebih kontekstual. Kesimpulannya, integrasi OBIA dan MCA dapat mendukung penanganan kawasan kumuh dengan memperkuat intervensi di wilayah-wilayah prioritas. Penelitian ini masih terbatas pada kondisi fisik dalam satu periode waktu, dan belum mengakomodasi dinamika multi temporal maupun aspek sosial-ekonomi.