digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Azmi Dasa Al-Arkaany
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

Salah satu objektif utama dalam pengolahan data seismik refleksi adalah menghilangkan noise yang dapat menyebabkan kesalahan dalam interpretasi, salah satu diantaranya adalah short period multiple noise. Metode predictive deconvolution menjadi salah satu metode utama dalam mengatenuasi sinyal short period multiple noise. Umumnya, pemilihan parameter prediction lag (?) pada predictive deconvolution diambil secara konstan untuk setiap offset, disebut sebagai Conventional Predictive Deconvolution (CPD). Namun, pemilihan prediction lag (?) yang konstan tidak bekerja dengan baik terutama pada data seismik dengan nilai offset yang panjang, sehingga dibutuhkan variasi nilai prediction lag (?) berdasarkan offset, disebut sebagai Offset Dependent Predictive Deconvolution (ODPD) Penelitian ini bertujuan untuk mengatenuasi short period multiple noise dalam seismic data menggunakan predictive deconvolution melalui dua metode yakni Conventional Predictive Deconvolution (CPD) dan Offset Dependent Predictive Deconvolution (ODPD) serta melakukan perbandingan antara kedua metode tersebut baik dalam shot gather, autocorrelogram, velocity semblance, dan stacked seismic data. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data seismik laut dangkal pada area South Salawati pada line 016000360181 dengan jumlah channel sebanyak 636 buah dan memiliki jarak far offset sepanjang 8085.5 m. Hasil menunjukkan bahwa kedua metode Offset Dependent Predictive Deconvolution (ODPD) maupun Conventional Predictive Deconvolution (CPD) masing-masing dapat mengatenuasi short period multiple noise, namun metode Offset Dependent Predictive Deconvolution (ODPD) dapat menjaga atau preserve amplitudo sinyal seismik refleksi utama pada far offset, sehingga untuk data seismik dengan offset panjang, metode Offset Dependent Predictive Deconvolution (ODPD) perlu untuk dilakukan.