Implementasi co-firing hidrogen pada PLTGU dapat menjaga utilisasi aset
pembangkit eksisting dan di saat yang sama akan tetap mendukung program transisi
energi. Pada penelitian ini, dilakukan simulasi co-firing pada PLTGU Muara
Karang Blok 3 menggunakan perangkat lunak Aspen Hysys dengan melalui
validasi data yang bersumber dari data lapangan. Kemudian dilakukan simulasi cofiring
melalui perbandingan secara volumetrik antara bahan bakar hidrogen dengan
bahan bakar gas. Dilakukan pula desain fasilitas penyimpanan dan utilisasi bahan
bakar hidrogen agar dapat dilakukan analisis tekno-ekonomi untuk peralatanperalatan
utama dalam implementasi co-firing.
Berdasarkan hasil simulasi, co-firing akan menurunkan emisi karbon dioksida
hingga 1.439.093,69 ton per tahun pada kondisi co-firing hidrogen sebesar 100
persen. Implementasi co-firing juga akan meningkatkan daya keluaran PLTGU
Muara Karang Blok 3 hingga sebesar 7,5 persen dibandingkan dengan baseline.
Walaupun secara daya keluaran meningkat, co-firing hidrogen akan menurunkan
efisiensi termal hingga sebesar 4 persen. Desain fasilitas penyimpanan dan
penerimaan hidrogen yang dilakukan akan meningkatkan biaya bahan bakar
hidrogen sebesar 1,35 USD/kg hidrogen. Selanjutnya, implementasi co-firing akan
membuat harga jual listrik pada PLTGU Muara Karang Blok 3 akan meningkat
hingga menjadi 4.131,41 rupiah per kWh dan akan turun hingga 2.787,12 rupiah
per kWh pada tahun 2050.
Implementasi co-firing akan dapat mendorong program dekarbonisasi akan tetapi
harga jual listrik yang dihasilkan akan meningkat. Diperlukan insentif dari
pemerintah agar energi listrik yang dihasilkan dari program co-firing hidrogen
dapat kompetitif dengan pembangkit listrik fosil konvensional.
Perpustakaan Digital ITB