digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Implementasi co-firing hidrogen pada PLTGU dapat menjaga utilisasi aset pembangkit eksisting dan di saat yang sama akan tetap mendukung program transisi energi. Pada penelitian ini, dilakukan simulasi co-firing pada PLTGU Muara Karang Blok 3 menggunakan perangkat lunak Aspen Hysys dengan melalui validasi data yang bersumber dari data lapangan. Kemudian dilakukan simulasi cofiring melalui perbandingan secara volumetrik antara bahan bakar hidrogen dengan bahan bakar gas. Dilakukan pula desain fasilitas penyimpanan dan utilisasi bahan bakar hidrogen agar dapat dilakukan analisis tekno-ekonomi untuk peralatanperalatan utama dalam implementasi co-firing. Berdasarkan hasil simulasi, co-firing akan menurunkan emisi karbon dioksida hingga 1.439.093,69 ton per tahun pada kondisi co-firing hidrogen sebesar 100 persen. Implementasi co-firing juga akan meningkatkan daya keluaran PLTGU Muara Karang Blok 3 hingga sebesar 7,5 persen dibandingkan dengan baseline. Walaupun secara daya keluaran meningkat, co-firing hidrogen akan menurunkan efisiensi termal hingga sebesar 4 persen. Desain fasilitas penyimpanan dan penerimaan hidrogen yang dilakukan akan meningkatkan biaya bahan bakar hidrogen sebesar 1,35 USD/kg hidrogen. Selanjutnya, implementasi co-firing akan membuat harga jual listrik pada PLTGU Muara Karang Blok 3 akan meningkat hingga menjadi 4.131,41 rupiah per kWh dan akan turun hingga 2.787,12 rupiah per kWh pada tahun 2050. Implementasi co-firing akan dapat mendorong program dekarbonisasi akan tetapi harga jual listrik yang dihasilkan akan meningkat. Diperlukan insentif dari pemerintah agar energi listrik yang dihasilkan dari program co-firing hidrogen dapat kompetitif dengan pembangkit listrik fosil konvensional.