Kebijakan hilirisasi yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia telah mendorong
ekspansi industri nikel secara masif, khususnya di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Namun demikian, ekspansi industri nikel dikhawatirkan dapat menimbulkan risiko
ancaman resource curse yang akan menghambat pembangunan wilayah di
Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak ekspansi
industri nikel terhadap pembangunan wilayah di Sulawesi Tenggara dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif melalui model ekonometrika spasial.
Pendekatan ini digunakan untuk mengungkapkan pola spasial serta efek lintas
wilayah (interregional spillover) dari sektor pertambangan dan industri
pengolahan nikel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspansi sektor industri
pengolahan berkontribusi positif dan memiliki efek limpahan terhadap
pembangunan wilayah sebesar 7%. Sebaliknya, sektor pertambangan menunjukkan
efek limpahan negative sebesar -25% terhadap pertumbuhan ekonomi
antarwilayah, yang mengindikasikan terdapat risiko resource curse di wilayah
Sulawesi Tenggara akibat sektor pertambangan.
Perpustakaan Digital ITB