digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kebijakan hilirisasi yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia telah mendorong ekspansi industri nikel secara masif, khususnya di Provinsi Sulawesi Tenggara. Namun demikian, ekspansi industri nikel dikhawatirkan dapat menimbulkan risiko ancaman resource curse yang akan menghambat pembangunan wilayah di Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak ekspansi industri nikel terhadap pembangunan wilayah di Sulawesi Tenggara dengan menggunakan pendekatan kuantitatif melalui model ekonometrika spasial. Pendekatan ini digunakan untuk mengungkapkan pola spasial serta efek lintas wilayah (interregional spillover) dari sektor pertambangan dan industri pengolahan nikel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspansi sektor industri pengolahan berkontribusi positif dan memiliki efek limpahan terhadap pembangunan wilayah sebesar 7%. Sebaliknya, sektor pertambangan menunjukkan efek limpahan negative sebesar -25% terhadap pertumbuhan ekonomi antarwilayah, yang mengindikasikan terdapat risiko resource curse di wilayah Sulawesi Tenggara akibat sektor pertambangan.