digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Meningkatnya harga bahan bakar minyak sekarang ini mengakibatkan biaya pokok produksi listrik menjadi tinggi, sehingga beberapa operator pembangkit listrik mencari alternatif bahan bakar yang lebih murah untuk menekan biaya pokok produksi. PLTGU Grati mempunyai peluang mengurangi biaya pokok produksi karena PLTGU Grati dirancang dapat beroperasi dengan menggunakan dua jenis bahan bakar yaitu bahan bakar minyak (HSD) maupun bahan bakar gas alam. Pada bulan September 2009, PLTGU Grati mulai mendapat pasokan bahan bakar gas alam, namun hanya cukup untuk tiga unit turbin dari total enam turbin yang terpasang. Oleh karena itu bahan bakar minyak masih digunakan untuk pengoperasian PLTGU Grati. Dalam pengoperasian turbin gas, peran ruang bakar sangatlah penting karena kinerja suatu ruang bakar akan mempengaruhi kinerja maupun umur turbin gas. Pembangkit PLTGU Grati mempunyai dua pilihan tipe ruang bakar yaitu tipe closed scoop dan tipe opened scoop dan juga dua jenis bahan bakar dalam pengoperasian turbin gas. Tesis ini bertujuan untuk menganalisis unjuk kerja kedua jenis ruang bakar tersebut baik menggunakan minyak maupun menggunakan gas alam. Salah satu cara dalam menganalisis pengaruh penggunaan tipe ruang bakar yang berbeda, adalah menggunakan aplikasi Computational Fluid Dynamics (CFD). Parameter-parameter yang dievaluasi pada ruang bakar meliputi faktor profil temperatur keluar ruang bakar, dan distribusi temperatur. Hasil analisis distribusi temperatur menunjukkan bahwa ruang bakar opened scoop lebih baik dari closed scoop, karena pada tipe opened scoop kubah api tidak bersentuhan langsung dengan dinding ruang bakar. Hal ini terjadi karena kubah api cenderung diselimuti udara yang keluar dari enam scoop. Hasil analisis faktor profil temperatur keluar ruang bakar saat menggunakan gas diperoleh nilai 1,11 untuk tipe ruang bakar closed scoop dan 1,13 untuk tipe ruang bakar opened scoop. Sedangkan jika menggunakan bahan bakar minyak nilai faktor profil temperatur adalah 1,41 untuk tipe closed scoop dan sebesar 1,45 untuk tipe ruang bakar opened scoop. Dari hasil analisis temperatur rata-rata keluar ruang bakar diperoleh nilai temperatur untuk tipe opened scoop lebih rendah dari tipe closed scoop. Jadi dari aspek faktor profil temperatur dan temperatur rata-rata, ruang bakar tipe closed scoop lebih baik dari opened scoop.