digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK - Alya Aurellia Shafira
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER - Alya Aurellia Shafira
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - Alya Aurellia Shafira
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - Alya Aurellia Shafira
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - Alya Aurellia Shafira
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV - Alya Aurellia Shafira
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - Alya Aurellia Shafira
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB VI - Alya Aurellia Shafira
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB VII - Alya Aurellia Shafirairul Huda
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB VIII - Khoirul Huda
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IX - Alya Aurellia Shafira
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA - Alya Aurellia Shafira
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN - Alya Aurellia Shafira
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

ABSTRAK - Indonesia memiliki potensi cadangan gas alam lepas pantai yang besar, terutama di wilayah laut seperti Laut Arafura, Laut Timor, dan perairan utara Kalimantan serta Natuna. Potensi ini mendorong peningkatan aktivitas eksplorasi dan produksi migas lepas pantai, sehingga memerlukan infrastruktur berupa anjungan tetap, khususnya fixed platform. Hingga kini, lebih dari 600 struktur telah terpasang dengan sebagian besar mendekati atau melampaui usia desainnya. Namun, praktik dekomisioning di Indonesia masih terbatas, sehingga diperlukan pendekatan yang andal dan berkelanjutan. Salah satu alternatif strategis adalah relokasi dan pemanfaatan kembali struktur yang masih layak. Tugas akhir ini bertujuan mengevaluasi kelayakan relokasi anjungan lepas pantai yang didukung oleh fondasi suction pile. Fondasi ini unggul dalam kemudahan instalasi dan ekstraksi, namun memiliki tantangan teknis seperti gaya hisap dan interaksi tanah-struktur yang kompleks. Fokus utama kajian ini adalah memastikan keandalan struktur jacket dan topside saat diangkat dan dipindahkan, termasuk estimasi overpressure yang diperlukan untuk mengatasi gaya hisap tanah selama proses lifting. Metodologi mencakup empat analisis utama, yaitu in-place, seismik, fatigue, dan lifting. Analisis in-place menunjukkan nilai unity check maksimum sebesar 0.98 pada kondisi operasi yang masih memenuhi kriteria API RP 2A WSD. Analisis seismik menunjukkan periode natural 2.46–2.69 detik, tanpa indikasi keruntuhan struktur akibat gempa. Analisis fatigue menunjukkan kerusakan tertinggi terjadi pada sambungan B401 dengan nilai damage 0.198 yang memenuhi umur rencana struktur. Pada analisis lifting, diperoleh kebutuhan overpressure sebesar 0.5828 MPa dan semua komponen struktur tetap berada dalam batas aman selama pengangkatan. Berdasarkan hasil tersebut, struktur anjungan dinilai layak untuk direlokasi dan digunakan kembali. Studi ini menekankan pentingnya perencanaan sejak awal yang mempertimbangkan kemudahan pelepasan dan fleksibilitas struktural guna mendukung efisiensi dan keberlanjutan dalam pengelolaan infrastruktur migas lepas pantai.