Rafi Arlei Dipodiwiryo [17221047]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Penelitian
ini
bertujuan untuk mengeksplorasi adaptasi motif Tatreez
Palestina—sebuah seni bordir tradisional yang kaya akan makna simbolis dan
nilai-nilai budaya—ke dalam teknik batik Indonesia sebagai bentuk representasi
lintas budaya dalam konteks seni tekstil kontemporer. Tatreez merupakan bentuk
ekspresi visual yang diwariskan secara matrilineal oleh perempuan Palestina, dan
menjadi salah satu penanda identitas nasional yang kuat, terutama dalam menghadapi
tekanan politik dan sosial akibat penjajahan. Setiap motif dalam Tatreez mengandung
simbol yang merefleksikan wilayah geografis, status sosial, hingga narasi
perlawanan. Sementara itu, Batik Indonesia yang telah diakui UNESCO sebagai
Warisan Budaya Takbenda Dunia juga memiliki akar historis dan filosofi yang kuat,
menjadikannya media ekspresi yang dalam dan kaya akan makna simbolik.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode utama
berupa studi literatur, observasi lapangan di studio batik (Hasan Batik), wawancara
semi-terstruktur dengan pengrajin, serta eksplorasi visual dan eksperimental terhadap
desain motif serta teknik produksi tekstil. Proses pengumpulan data dilakukan selama
masa magang dan penciptaan karya, dan didukung oleh dokumentasi visual, sketsa,
serta refleksi proses kreatif yang mendalam. Penelitian ini menghasilkan tiga karya
utama, yaitu satu kain batik eksploratif dan dua busana, masing-masing
menggabungkan teknik batik tulis dan sulaman tangan ala Tatreez Palestina seperti
teknik fallahi (cross stitch) dan tahrireh (couching stitch).
Motif-motif yang dipilih antara lain olive branch (ranting zaitun), cypress tree (pohon
cemara), moon of Bethlehem, serta motif-motif geometris khas Tatreez. Setiap simbol
tersebut dipilih tidak hanya berdasarkan estetika visual, tetapi juga nilai-nilai makna
yang dikandungnya, seperti ketahanan, kehidupan, harapan, dan keberanian. Teknik
pewarnaan dilakukan melalui metode nyelup (pencelupan) dan mencoled (pengolesan
manual warna) untuk menjaga ketajaman visual dan fleksibilitas dalam pengendalian
warna, sedangkan sulaman ditambahkan secara selektif untuk memperkaya tekstur
dan mempertegas identitas motif.
Temuan utama menunjukkan bahwa proses adaptasi visual dan teknik dari dua tradisi
yang berbeda ini tidak hanya memungkinkan penciptaan bentuk estetis baru, tetapi
juga menghadirkan ruang reflektif untuk narasi politik dan identitas budaya. Karya
yang dihasilkan memuat makna perlawanan dan solidaritas, serta menjadi sarana
untuk mengangkat isu sosial melalui medium kriya. Melalui pendekatan artistik,
penelitian ini membuka kemungkinan baru dalam pelestarian budaya minoritas
melalui kolaborasi visual dan teknik lintas tradisi.
Kesimpulannya, proyek tugas akhir ini menunjukkan bahwa kriya tekstil tidak hanya
berfungsi sebagai karya visual, tetapi juga sebagai bentuk narasi sosial dan budaya
yang hidup. Kolaborasi antara motif Tatreez Palestina dan teknik batik Indonesia
menjadi contoh nyata bagaimana seni kriya dapat menjadi jembatan antarbudaya
sekaligus ruang resistensi kreatif terhadap isu-isu kontemporer. Karya ini diharapkan
dapat memperluas pemahaman tentang potensi seni tekstil sebagai media representasi
dan empati lintas batas.
Perpustakaan Digital ITB