Meningkatnya permintaan kendaraan listrik dan penyimpanan energi terbarukan
mendorong kebutuhan nikel sulfat (NiSO4) berkualitas tinggi sebagai bahan utama katoda
baterai lithium-ion. Penelitian ini bertujuan menyintesis NiSO4 dari mixed hydroxide
precipitate (MHP) melalui proses pelindian asam sulfat dan dua tahap ekstraksi pelarut
(Solvent Extraction/SX). Pelindian dilakukan menggunakan H2SO4 1,0 M pada suhu
40 °C dan konsentrasi padatan 100 g/L untuk menghasilkan larutan pregnant leach
solution (PLS) yang kaya nikel. Tahap SX 1 menggunakan campuran 15% dan 20% v/v
Versatic 10 dengan 5% TBP dalam kerosin, pH 7,0, dan rasio organik terhadap aqueous
(O/A) 0,25–2,0, untuk menghilangkan pengotor logam ringan. Larutan hasil stripping dan
scrubbing kemudian diekstraksi kembali dalam SX 2 menggunakan Cyanex 272
konsentrasi 10% dan 15% v/v dengan 5% TBP sebagai modifier, pada pH 5,5 dan suhu
40 °C, guna memisahkan kobalt dari nikel. Hasil terbaik SX 1 dicapai pada O/A 2 dan
ekstraktan 20%, sedangkan SX 2 paling efektif pada O/A 0,25 dan 10% ekstraktan.
Diagram McCabe–Thiele disusun berdasarkan data SX 1 dan 2, menunjukkan kebutuhan
hanya dua tahap teoritis pemisahan counter-current. Namun, pemetaan pemisahan nikel
pada SX 2 menjadi tidak optimal di bawah A/O 10 akibat tingginya efisiensi ekstraksi,
sehingga pemilihan kondisi A/O 10 dilakukan untuk menjaga kejelasan pemetaan
diagram. Proses ini menghasilkan first pass yield nikel sebesar 87,3%, dengan produk
akhir berupa kristal nikel sulfat kelas 1 (kemurnian >99,8%) berkualitas tinggi. Metode
ini dinilai efisien dan layak untuk diterapkan pada skala industri dalam pemurnian nikel
dari MHP.
Perpustakaan Digital ITB