Abstrak - AGHARINI LINDA ARIYANI
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Pertumbuhan eksponensial data astronomi mendorong kebutuhan metode efisien untuk
memprediksi properti galaksi seperti laju pembentukan bintang (SFR) dan massa
bintang (SM), karena pendekatan tradisional seperti spectral energy distribution (SED)
fitting membutuhkan daya komputasi yang lebih besar untuk set data masif. Penelitian
ini bertujuan mengevaluasi dan membandingkan empat arsitektur machine learning, di
antaranya Artificial Neural Network (ANN), Wide and Deep Neural Network (WDNN),
XGBoost, dan CatBoost, dalam memprediksi properti tersebut hanya dari data fotometri.
Model dilatih menggunakan dua set data: data optik-inframerah dari SDSS dan
AllWISE dengan target dari katalog MPA-JHU DR8, serta data pankromatik 21-pita
dari Galaxy And Mass Assembly (GAMA) dengan target dari katalog MAGPHYS.
Hasil penelitian, dengan mengakui adanya perbedaan kompleksitas hyperparameter tuning
untuk tiap model, menunjukkan bahwa gradient boosting (CatBoost dan XGBoost)
menawarkan keseimbangan terbaik antara akurasi dan efisiensi. Model-model ini
mencapai presisi tinggi, terutama pada data GAMA (standar deviasi error, ?SM ? 0.07
dex dan ?SFR ?0.16 dex), dengan waktu pelatihan yang jauh lebih singkat dibandingkan
ANN dan WDNN. Secara konsisten, massa bintang terbukti lebih mudah diprediksi
daripada SFR, dan penggunaan data pankromatik 21-pita GAMA secara signifikan meningkatkan
akurasi prediksi untuk semua model. Studi ini menegaskan bahwa metode
ML, khususnya gradient boosting, merupakan alat yang sangat akurat, efisien, dan krusial
untuk analisis properti galaksi dalam survei astronomi skala besar di masa depan.
Perpustakaan Digital ITB