Abstrak - Aisyah Adiva Jasmine
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Buah dan sayur merupakan komoditas utama pangan lokal di Indonesia yang
diketahui memiliki potensi sebagai sumber probiotik dan prebiotik alami. Probiotik
sebagai mikroorganisme yang bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan tubuh,
memiliki kemampuan dalam mencegah disbiosis dengan meningkatkan
kemampuan absorpsi zat gizi pada usus dan peningkatan sistem imun. Dalam
mendukung pertumbuhan probiotik diperlukan senyawa prebiotik yang secara
selektif dapat digunakan untuk menstimulasi pertumbuhan dan hasil fermentasi
probiotik. Secara umum pengolahan buah dan sayur di masyarakat dilakukan secara
segar, pemasakkan, dan fermentasi. Cara pengolahan tersebut juga berdampak
terhadap diversitas probiotik serta patogen yang terdapat pada buah dan sayur. Oleh
karena itu tujuan dari penelitian ini yaitu (1) isolasi mikroba pada produk buah
sayur segar secara ektofit dan endofit; (2) menguantifikasi pengaruh pemasakkan
terhadap perubahan pH, asam organik, gula pereduksi, dan jumlah mikroba pada
buah dan sayur; (3) menguantifikasi pengaruh fermentasi terhadap perubahan pH,
asam organik, gula pereduksi, dan jumlah mikroba pada buah dan sayur. Dalam
penelitian ini dilakukan screening komoditas buah dan sayur segar sebagai produk
pangan lokal yang sering dikonsumsi oleh masyarakat yaitu pisang, mangga, kol,
dan ubi cilembu. Selanjutnya, dilakukan kuantifikasi mikroba secara segar (ektofit
dan endofit), pengukusan selama 5 menit dalam air mendidih 100oC, dan fermentasi
(asinan) dengan garam 2% yang diinkubasi kedap dalam 5 hari pada suhu ±27 oC
dengan pendekatan menggunakan Total Plate Count (TPC) pada media umum
(Nutrient Agar dan Reasoner's2A agar), media selektif (Pantothenate Agar; deMan,
Rogosa, Sharpe Agar) dan media selektif differensial (Eosin Methylene Blue Agar
dan Salmonella Shigella Agar) yang diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 – 48 jam.
Sampel dilakukan pengujian asam organik yaitu pengukuran pH dan titrasi asam
basa dengan larutan NaOH 0,1 M. Selanjutnya, dilakukan uji gula pereduksi dengan
3-5, dinitrosalicylic acid (DNS) yang diukur dengan spektrofotometer UV-VIS
(540 nm). Berdasarkan hasil TPC buah dan sayur segar, kelimpahan probiotik
tertinggi pada komoditas kol (endofit) sebesar 2,96x106 CFU/mL, sedangkan
kelimpahan probiotik terendah terdapat pada komoditas mangga (ektofit) dengan
kelimpahan sebesar 1,37x104 CFU/mL. Sementara itu, kelimpahan patogen
tertinggi pada komoditas kol segar (ektofit) sebesar 3,11x105 CFU/mL, sedangkan
patogen terendah terdapat pada komoditas ubi cilembu (endofit) yang tidak teramati
pertumbuhan patogen. Pada pemasakan secara kukus hasil kelimpahan probiotik
tertinggi terdapat pada mangga sebesar 2,06x105 CFU/mL, sedangkan nilai
terendah terdapat pada ubi cilembu sebesar 5x101 CFU/mL. Sementara pada
pengukusan terjadi eliminasi patogen sebesar 100% pada buah pisang dan kol,
sedangkan pada buah mangga hanya terjadi penurunan diversitas isolat patogen
tanpa penurunan kelimpahan total, dan pada ubi cilembu terjadi penurunan isolat
patogen sebesar 59,5%. Pada fermentasi, hasil kelimpahan probiotik tertinggi
terdapat pada ubi cilembu sebesar 6,59x106 CFU/mL, sedangkan nilai terendah
terdapat pada pisang sebesar 1,83x105 CFU/mL. Sementara untuk hasil kelimpahan
patogen secara fermentasi diketahui berhasil mengeliminasi 50% patogen pada
mangga dan 100% patogen pada kol, pisang, serta ubi cilembu. Hasil data uji asam
organik (titrasi dan pH) dan uji DNS menunjukkan bahwa sumber prebiotik terbaik
juga terdapat pada ubi cilembu dengan penurunan pH dan peningkatan nilai titrasi
yaitu kukus 14 mmol dan fermentasi 28 mmol. Sementara itu, nilai gula pereduksi
pada ubi cilembu endofit sebesar 449 ppm, terjadi peningkatan pada pengukusan
hingga 3110 ppm, dan pada pengolahan secara fermentasi turun menjadi 94,5 ppm.
Hal ini terjadi ketika nilai gula pereduksi endofit meningkat setelah pemasakan
(kukus), dan gula pereduksi endofit akan turun setelah fermentasi. Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sumber prebiotik dan probiotik terbaik
secara alami untuk dikonsumsi dapat ditemukkan pada ubi cilembu. Kemudian,
diketahui juga bahwa pengolahan secara pengukusan dan fermentasi efektif untuk
eliminasi 50 – 100% patogen.
Perpustakaan Digital ITB