digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB I Agnes Indah Permatasari [27024013]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II Agnes Indah Permatasari [27024013]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III Agnes Indah Permatasari [27024013]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV Agnes Indah Permatasari [27024013]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V Agnes Indah Permatasari [27024013]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

“Senarai Imperfeksi” merupakan seri lukis yang saat ini mencakup delapan karya. Gagasan mengenai ‘beauty in imperfection’ mendorong saya untuk menciptakan karya yang berangkat dari dorongan intuitif dan refleksi personal atas pengalaman estetik yang melekat pada kefanaan, kelayuan, dan kerusakan bentuk-bentuk alami. Bunga dipilih sebagai subject matter karena kedekatannya dengan simbol keindahan, namun dalam konteks ini saya mengangkat bunga liar untuk menekankan potensi estetik dalam ketidakteraturan dan keterpinggiran. Pendekatan metode repetitif dengan eksplorasi teknik; seperti perlunya tahap underpainting, glazing, pengangkatan dan penorehan ulang cat minyak bertujuan untuk: 1. Menjelaskan apa yang dimaksud atas nilai ketidaksempurnaan yang seolah tidak dapat bersanding dengan keindahan itu sendiri, 2. Proses melukis yang menjadi konsep atas keindahan bersanding dengan ketidaksempurnaan, 3. Membuat standar keindahan yang hadir secara umum dalam paradigmanya yang dapat lebih diterima dalam aspek pengertian adanya kaidah sempurna dalam karya seni rupa. Kebersamaan atas hadirnya ketidaksempurnaan dan kesempurnaan menjadi suatu hal yang saling menopang satu sama lain, karena mereka tidak saling menegasikan namun saling bersanding dengan satu sama lainnya. Perluasan pemahaman terhadap standar keindahan dalam seni rupa juga rasanya dapat dipahami ketika melalui pendekatan yang memaknai ketidaksempurnaan, kefanaan, dan keotentikan sebagai bagian dari nilai estetik yang sah dan layak diterima dalam konteks artistik. Pendekatan ini tidak menolak ide konvesional tentang keindahan, melainkan berupaya menciptakan ruang bagi ekspresi visual yang beragam tanpa bergantung sepenuhnya pada kesempurnaan formal.