digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_Ajeng Indira Muliaparamita
PUBLIC Open In Flipbook Perpustakaan Prodi Arsitektur

Sebagai salah satu dari empat kawasan cagar budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta, Kotagede memiliki nilai historis dan kultural yang tinggi, yaitu tempat lahirnya Kerajaan Mataram Islam yang kemudian berkembang menjadi Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta, serta menjadi bagian dari wilayah kolonial Belanda. Karena itu, kawasan ini memiliki dua identitas utama— yaitu (a) ibu kota pertama Mataram Islam dan (b) terbentuknya sentra kerajinan perak Yogyakarta sejak era kolonial —yang mencerminkan nilai-nilai warisan budaya berwujud (tangible) dan tak berwujud (intangible). Namun, identitas ini semakin terancam akibat perkembangan di masa paska-kemerdekaan yang menyebabkan Kotagede menjadi kota permukiman berkepadatan tinggi dengan perubahan guna lahan yang secara intesif mengokupansi kawasan kota pusaka, dan menyebabkan kehilangan informasi keutuhan jejak sejarah maupun urbanisasi budaya. Tesis ini menggunakan perancangan jalur wisata heritage trail yang mampu merepresentasikan dan merekonstruksi serta menarasikan transformasi lanskap Kotagede dari periode Pra-Mataram Islam, Mataram Islam, hingga Kolonial Belanda. Berdasarkan pendekatan landscape biography yang menjadi alat analisis spasial untuk mendapatkan elemen-elemen lanskap bersejarah secara komprehensif, proses yang dipakai dalam perancangan ini melalui dua tahap utama—(a) tahap penelitian untuk perancangan, dan (b) tahap perancangan— dimana hasil analisis spasial, beserta aspek material, dan dinamika sejarah dan budaya kawasan, menjadi basis utama untuk perancangan lanskap heritage trail, dengan cara pedestrianisasi dan rekonstruksi area warisan sejarah. Hasil perancangan berupa jalur tematik dengan 2 zona tematik utama, Mataram Islam dan Kolonial Belanda serta rekonstuksi periode Pra Mataram Islam/ Hutan Mentaok dengan Hutan Mikro Mentaok pada pecahan ruang hijau yang tersisa. Perancangan heritage trail mengintegrasikan elemen lanskap tematik, aktivitas wisata edukatif, dan strategi pelestarian situs bersejarah, dengan mempertimbangkan kenyamanan, aksesibilitas, dan partisipasi masyarakat lokal. Perancangan ini tidak hanya bertujuan menjaga bentuk spasial struktur kota pusaka dan memperkuat identitas kawasan, tetapi juga mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Perancangan dilakukan melalui strategi 1) rekonstruksi elemen spasial dan situs bersejarah menggunakan elemen lanskap; (2) pengembalian vegetasi Mentaok pada ruang hijau sebagai simbol historis; (3) penerapan moda transportasi berkecepatan rendah untuk meningkatkan pengalaman ruang; (4) merancangan jalur heritage trail dengan koridor hijau untuk memperkuat struktur kota; dan (5) integrasi jalur wisata heritage dengan ruang publik serta aktivitas ekonomi lokal masyarakat Kotagede yang disintesis melalui isu. Hasil perancangan memberikan arahan desain rekonstruksi lanskap pada jejak sejarah berupa spasial dengan ruang hijau yang cukup, arahan desain pedestrianisasi jalur termasuk arahan desain bentuk dan material street furniture, signage, wayfinding, hardscape, softscape, dan layout jalur sirkulasi pada dua zona tematik yang diusulkan. Hasil rancangan ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam memperkuat posisi Kotagede sebagai kota warisan budaya yang berpotensi menuju pengakuan UNESCO