Sungai Cikeruh selalu meluap setiap tahunnya, data dari tahun 2019 sampai dengan 2022 menunjukan sungai Cikeruh sudah 7 kali meluap dan mengakibatkan banjir. Tinggi banjir bervariasi, mulai dari 30cm sampai lebih dari 100cm. Kondisi dasar sungai yang mulai mendangkal dengan tingginya sedimentasi dan penumpukan sampah dari pembuangan warga sekitar diperparah dengan kapasitas sungai Cikeruh yang tergolong kecil, padatnya daerah sekitar sungai, ditambah dengan lokasi desa Cikeruh yang berada di hilir membuat banjir mudah terjadi secara menahun. Pada tahun 2022, sudah dilakukan normalisasi dan tanggul alami namun banjir tetap terjadi serta mengakibatkan tanggul jebol. Belum adanya kajian banjir di sungai Cikeruh membuat solusi banjir tidak bisa dianalisis secara maksimal, sehingga fokus penelitian ini yaitu mengkaji banjir sungai Cikeruh.
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah mengkaji banjir yang terjadi secara menahun di desa Cikeruh, mengetahui luas genangan banjir yang terjadi, membuat alternatif penanggulangan banjir dan memberikan solusi yang relevan dengan pengambilan keputusan yang terstruktur. Selanjutnya membuat anĂ¡lisis banjir, membuat alternatif permodelan banjir dan membuat solusi berdasarkan penilaian alternatif dari Weighted Average dan Analytical Hierarchy Process.
Metode penelitian menggunakan permodelan HEC-HMS untuk mementukan Sub-DAS Cikeruh, lalu menggunakan hidrograf satuan sintetis (HSS) ITB, Nakayasu, SCS-CN untuk menentukan debit banjir periode kala ulang tahunan. Selanjutnya membuat permodelan banjir eksisting dan desain menggunakan HEC-RAS, dan dibuat alternatif penanggulangan banjirnya dengan tanggul, kolam retensi, normalisasi dan kombinasi. Setelah didapat hasil reduksi banjir, lalu ditambah dengan beberapa kriteria penanggulangan banjir lainnya seperti biaya konstruksi, durasi konstruksi, estimasi kerugian dan penilaian dampak lingkungan yang akan dinilai berdasarkan efektifitas dan efisiensi. Hasil penilaian akan diolah menggunakan weighted average dan analytical hierarchy process untuk mendapat alternatif terbaik dari setiap kriteria.
Solusi yang didapat mencakup 7 alternatif, yaitu eksisting, tanggul 50cm, tanggul 100cm, kolam retensi, normalisasi 100cm, normalisasi 200cm dan kombinasi antara normalisasi 200cm dengan tanggul 50cm. Hasil terbaik penilaian alternatif yang diperoleh adalah kombinasi normalisasi 200cm dengan tanggul 50cm, reduksi banjir sebesar 94,38% dan kerugian banjir hanya Rp. 866.110.112 dengan biaya konstruksi sebesar Rp. 38.699.070.000 dan durasi selama 6,1 bulan atau 183 hari.
Perpustakaan Digital ITB