digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ajat Sudrajat
PUBLIC Open In Flipbook Yuliani Astuti

Indonesia, yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama, memiliki risiko tinggi gempabumi dan tsunami. Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (InaTEWS) saat ini memerlukan waktu lebih dari tiga menit untuk diseminasi peringatan, sementara metode seismik konvensional mengalami saturasi sinyal pada gempabumi besar dan membutuhkan waktu lebih dari 20 menit untuk solusi tensor momen. Penelitian ini mengembangkan model analisis cepat tensor momen untuk gempabumi berpotensi menimbulkan tsunami menggunakan data high-rate GNSS CORS (1 Hz) guna menghasilkan parameter sumber (magnitudo, strike, dip, rake) dalam waktu kurang dari lima menit pasca-gempabumi. Metode penelitian mengintegrasikan pemrosesan PRIDE PPP-AR untuk perpindahan presisi sentimeter, deteksi gelombang P melalui pendekatan multi-metode (Wavelet, STA/LTA, AIC), dan inversi tensor momen menggunakan model kecepatan AK135, IASP91, dan PREM. Data dari gempabumi Padang 2009 (Mw 7.6), Sinabang 2010 (Mw 7.6), Mentawai 2010 (Mw 7.9), Simeulue 2012 (Mw 8.4), dan Palu 2018 (Mw 7.5) dianalisis, menghasilkan estimasi parameter sumber dalam total pengolahan 215 detik (3,6 menit) dari data mentah hingga visualisasi hasil tensor momen, dengan pengolahan tensor momen spesifik memakan waktu 110 detik. Estimasi menunjukkan deviasi magnitudo <0.1 dan perbedaan mekanisme fokus <10° dibandingkan referensi BMKG, USGS, dan GCMT. Model AK135 memberikan variance reduction tertinggi (64,44–75,66%). Kebaruan penelitian terletak pada optimalisasi model untuk jaringan GNSS tidak merata di Indonesia, integrasi deteksi yang handal, dan pendekatan inversi dua langkah untuk seleksi stasiun optimal. Penelitian ini mendukung peningkatan InaTEWS menuju target peringatan dini kurang dari tiga menit, berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), dan memajukan seismologi GNSS dalam konteks tektonik kompleks Indonesia.