digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Albert Kristiawan Lim
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Albert Kristiawan Lim
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Albert Kristiawan Lim
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Albert Kristiawan Lim
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Albert Kristiawan Lim
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Albert Kristiawan Lim
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Albert Kristiawan Lim
Terbatas  Yuliani Astuti
» Gedung UPT Perpustakaan

Pada tahun 2022, Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) melakukan survei multibeam di Laut Banda dan menemukan serangkaian gunung bawah laut yang kemudian dinamakan sebagai Rangkaian Gunung Bawah Laut Soekarno. Dalam rangkaian ini terdapat enam gunung bawah laut, dengan Gunung Ina Lao dan Gunung Kabaresy sebagai dua gunung tertinggi, masing-masing menjulang sekitar 3,963 meter dan 2,505 meter dari dasar laut. Kajian tentang gunung bawah laut merupakan subjek penelitian yang masih baru di perairan Indonesia. Mengingat ukuran serta kedekatannya dengan Taman Nasional Wakatobi, potensi longsoran bawah laut yang dapat memicu tsunami dari kedua gunung ini dievaluasi dalam pelenitian ini. Meskipun data fisik masih terbatas, ketersediaan data batimetri beresolusi tinggi memungkinkan identifikasi area yang rawan terhadap longsor serta potensi terjadinya longsoran bawah laut. Berdasarkan analisis morfometrik, ditemukan enam area yang nerpotensi mengalami longsor. Analisis hamburan balik akustik menunjukkan bahwa permukaan gunung bawah laut ini sebagian besar tertutup oleh sedimen lunak namun kohesif (lempung, lumpur, lanau). Sedimen-sedimen seperti ini dapat bergerak jauh dengan kecepatan tinggi ketika dipicu oleh faktor eksternal. Namun, faktor pemicu eksternal tidak dibahas dalam studi ini. Sebelum mensimulasikan variasi skenario longsoran, dilakukan uji sensitivitas yang meliputi model batimetri dasar, koefisien gesekan Manning, dan viskositas air. Di antara ketiga parameter tersebut, batimetri dasar memiliki pengaruh paling besar terhadap gelombang tsunami yang dihasilkan, sementara koefisien gesekan Manning dan viskositas menunjukkan korelasi yang tidak signifikan. Untuk mengevaluasi potensi bahaya dari keenam area rawan longsor tersebut, longsoran bawah laut dan gelombang tsunami yang dihasilkan disimulasikan dengan memvariasikan volume longsoran, lokasi, dan kecepatan maksimum pergerakan longsoran. Longsoran dimodelkan sebagai suatu blok dengan perilaku gerak yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil simulasi, Pulau Moromaho menjadi pulau yang paling rentan terhadap tsunami akibat kedekatannya. Waktu tempuh gelombang tsunami untuk mencapai pulau ini hanya sekitar 400 detik. Dalam skenario paling ekstrem, ketinggian gelombang tsunami di bagian barat daya pulau ini dapat mencapai 10,085 meter.