Sustainable Development Goals (SDGs) menekankan tiga pilar utama, termasuk pilar ekonomi yang berperan krusial dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pencapaian indikator SDGs. Namun, pemantauan kemajuan SDGs secara global dan nasional (termasuk di Indonesia) menghadapi tantangan kompleks seperti banyaknya indikator, ambiguitas terminologi, dan ketidaklengkapan data. Penelitian ini bertujuan menentukan tingkat dan komposisi modal ekonomi masing-masing kecamatan di Kabupaten Lebak berdasarkan hasil perhitungan indeks modal ekonomi menggunakan indikator yang telah dirumuskan. Kemudian akan dilakukan analisis autokorelasi spasial menggunakan Global Moran’s I dan Local Indicators of Spatial Association (LISA) untuk melihat pola disparitas modal ekonomi di Kabupaten Lebak. Didapatkan skor evaluasi modal ekonomi Kabupaten Lebak yang menunjukkan peningkatan dari 0,5489 pada 2020 menjadi 0,56493 pada 2023. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan skor evaluasi modal ekonomi Kabupaten Lebak selama periode pengamatan. Analisis autokorelasi spasial mengidentifikasi disparitas signifikan antar kecamatan, dengan beberapa kecamatan menunjukkan hasil tinggi dan lainnya rendah. Pola spasial membentuk klaster signifikan, ditandai dengan kelompok kecamatan bernilai ekonomi tinggi (high-high) dan rendah (low-low). Empat kecamatan yang membentuk klaster hot spot terdiri atas Cikulur Cibadak, dan Wanasalam. Dua kecamatan yang masuk pada kategoti low-low ialah Cirinten dan Cigemblong. Terdapat 3 kecamatan yang memiliki karakteristik yang sangat berbeda dari tetangga di sekitarnya dengan 1 kecamatan masuk pada kategori low-high dan 2 kecamatan masuk pada kategori high-low. Kecamatan yang masuk pada klasifikasi low-high ialah Kecamatan Cikulur. Sedangkan kecamatan yang termasuk dalam klasifikasi high-low merupakan kecamatan Gunungkencana dan Leuwidamar. Temuan ini memberikan perspektif spasial yang penting untuk pengambilan keputusan kebijakan dalam mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan di Kabupaten Lebak.
Perpustakaan Digital ITB