digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Konsep kebutuhan debit lingkungan sangat penting dalam pengelolaan air berkelanjutan, khususnya di daerah aliran sungai seperti DAS Citarum Hulu yang menghadapi permasalahan tekanan antropogenik yang signifikan. Dengan mendefinisikan debit lingkungan berdasarkan kebutuhan ekologis habitat akuatik, upaya pelestarian keanekaragaman hayati dan ketahanan ekosistem sungai dapat didukung secara efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kebutuhan debit lingkungan di DAS Citarum Hulu dengan fokus pada dinamika habitat akuatik. Tujuan utamanya adalah memberikan informasi yang dapat membantu para pengambil kebijakan, praktisi konservasi, dan pengelola sumber daya air dalam membuat keputusan yang seimbang antara kebutuhan manusia dan pelestarian ekosistem perairan yang penting. Untuk menentukan ambang batas debit lingkungan, digunakan indikator hidrologi seperti 7Q10 dan 7Q5, serta analisis kurva durasi aliran (Flow Duration Curve/FDC) dengan probabilitas 95%, 97,5%, dan 99%. Data ini diperoleh dari stasiun pencatatan muka air Nanjung, juga data iklim dari stasiun terdekat. Segmen sungai yang diteliti memiliki panjang sekitar 50 km. Hasil analisis menunjukkan bahwa kecepatan aliran merupakan parameter hidraulik yang paling tidak terpenuhi di sebagian besar segmen sungai untuk 12 jenis ikan yang diuji. Sedangkan parameter kedalaman aliran masih dapat memenuhi kebutuhan 12 jenis ikan yang diuji. Secara khusus, 74,4% penampang sungai tidak memenuhi kebutuhan minimum kecepatan aliran sebesar 0,3 m/detik yang penting bagi kelangsungan hidup ikan Cyprinus carpio pada kondisi debit Q95%%. Persentase ini meningkat menjadi 81,5% dan 81,7% untuk debit 7Q10 di lokasi Nanjung dengan Metode Sacramento dan Observasi di Nanjung secara berturut-turut. Perbandingan antara Q95%% dan 7Q10 menunjukkan perbedaan 7,3% dalam pemenuhan parameter kecepatan aliran. Dari skenario aliran yang dievaluasi, Q95%% yang memiliki debit terbesar berpotensi digunakan sebagai referensi dalam penentuan kebutuhan debit lingkungan. Namun, debit aliran saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan habitat, khususnya dari segi kecepatan aliran. Oleh karena itu, diperlukan intervensi rekayasa untuk memodifikasi morfologi sungai, seperti penerapan penampang komposit dengan bagian tengah yang lebih dalam guna meningkatkan kecepatan aliran dan kesesuaian habitat. Dalam kondisi di mana modifikasi morfologi sungai tidak memungkinkan, debit alternatif perlu dipertimbangkan, dengan penekanan pada pemenuhan kebutuhan kecepatan dan kedalaman bagi spesies ikan kunci seperti Cyprinus carpio. Pendekatan pengelolaan yang diusulkan, yang menggabungkan analisis hidrologi dan rekayasa sungai yang terarah, diharapkan dapat meningkatkan keberlanjutan habitat ikan dan berkontribusi terhadap tujuan pengelolaan sumber daya air yang terintegrasi dan berkelanjutan di DAS Citarum Hulu.