Ketidakpastian dalam permintaan suku cadang yang bersifat intermittent dan slow-
moving sering kali menyebabkan kesalahan dalam perencanaan persediaan. Kondisi
ini dapat mengakibatkan kelebihan persediaan (overstock) yang meningkatkan
biaya penyimpanan atau kekurangan persediaan (stockout) yang mengganggu
kelancaran operasional. Sistem persediaan konvensional berbasis continuous
review dengan kebijakan (s,S) umumnya ditetapkan berdasarkan data historis.
Namun, pendekatan ini memiliki keterbatasan dalam mengenali pola permintaan
yang jarang dan tidak teratur sehingga kurang efektif dalam menetapkan kebijakan
persediaan yang optimal.
Penelitian ini mengembangkan Sistem Prediksi Kebutuhan - Persediaan
Terintegrasi dan Adaptif untuk mengatasi permasalahan tersebut. Sistem ini
menggabungkan model prediksi permintaan berbasis machine learning dengan
sistem pengelolaan persediaan yang adaptif berbasis estimasi real-time. Model
prediksi dirancang dengan pendekatan dua tahap, yaitu prediksi kejadian
permintaan dan prediksi jumlah permintaan. Model prediksi mengacu pada empat
acuan utama, yaitu pendekatan Best Threshold Intermittent Demand Combination
Forecasting (BTIDCF) dari Zhuang dkk. (2022), teknik Synthetic Minority Over-
sampling Technique (SMOTE) dari Chen dkk. (2024), penggunaan loss function
dari Nguyen dan Thai (2023), dan metode stacking ensemble dari Chien dkk.
(2023). Algoritma yang digunakan mencakup Logistic Regression, Decision Tree,
Random Forest, Support Vector Machine (SVM), LightGBM, Long Short-Term
Memory (LSTM), dan Deep Neural Network (DNN). Hasil eksperimen
menunjukkan bahwa model ini meningkatkan hasil prediksi dengan Area Under the
Curve (AUC) sebesar 32% dan menurunkan Mean Squared Error (MSE) sebesar
47% dibandingkan model pembanding.
ii
Model prediksi ini kemudian diintegrasikan ke dalam Sistem Prediksi Kebutuhan –
Persediaan Terintegrasi dan Adaptif untuk melakukan optimasi kebijakan (s,S),
dengan Kalman Filter sebagai alat estimasi permintaan secara real-time, seperti
yang dikembangkan oleh Polotski dkk. (2020). Untuk penentuan kombinasi nilai s
dan S yang optimal dengan mempertimbangkan total biaya dan service level,
digunakan pendekatan Response Surface Methodology (RSM). Hasil eksperimen
menunjukkan bahwa sistem ini mampu menurunkan rata-rata total biaya
operasional sebesar 14% dengan mempertahankan tingkat layanan (service level)
sebesar 100%.
Pendekatan yang diusulkan memberikan kontribusi dalam pengembangan sistem
prediksi–persediaan yang terintegrasi dan adaptif dengan menggabungkan
keunggulan metode model-based dan data-driven dalam menangani permintaan
suku cadang yang tidak teratur. Keunggulan utama sistem ini terletak pada
kemampuan sistem menyesuaikan estimasi dan kebijakan persediaan berdasarkan
data real-time, berbeda dengan pendekatan konvensional yang bersifat statis dan
hanya bergantung pada data historis. Selain itu, penelitian ini mengatasi tantangan
ketidakseimbangan data dalam permintaan intermittent melalui integrasi SMOTE
dan loss function yang belum banyak diterapkan secara terintegrasi dalam
penelitian terdahulu.
Hasil penelitian ini berpotensi memberikan manfaat bagi industri berbasis
pemeliharaan, seperti manufaktur, migas, dan transportasi dalam mengurangi risiko
kekurangan persediaan tanpa meningkatkan biaya penyimpanan secara signifikan.
Dari sisi akademis, penelitian ini memperkaya literatur mengenai integrasi model
prediksi dan pengambilan keputusan persediaan melalui pendekatan hybrid yang
lebih presisi, adaptif, dan relevan untuk kondisi operasional industri yang dinamis.
Perpustakaan Digital ITB