digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Film berfungsi sebagai artefak budaya yang mencerminkan nilai-nilai sosial, emosi, dan tradisi penceritaan di berbagai wilayah. Dengan berkembangnya platform digital, audiens kini terlibat dalam diskusi tentang film melalui ulasan daring, yang membentuk preferensi film secara global. Studi ini menyelidiki faktor- faktor mendasar yang mendorong preferensi penonton terhadap film dengan menganalisis ulasan pengguna IMDb dari tiga film yang mewakili konteks budaya berbeda: The Shawshank Redemption (Amerika Serikat), The Raid (Indonesia), dan Parasite (Korea Selatan). Dengan menggabungkan pemodelan Choice-Based Conjoint (CBC) dan analisis konten tematik, penelitian ini mengidentifikasi atribut sinematik—seperti alur cerita, sinematografi, akting, dan relevansi budaya—yang paling berpengaruh terhadap keterlibatan penonton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alur cerita adalah atribut yang paling konsisten dihargai oleh semua kelompok audiens, sementara sinematografi berperan sebagai elemen pelengkap. Sebaliknya, performa akting dan kekhasan budaya dipersepsikan secara lebih bervariasi, sering kali dipengaruhi oleh konteks dan kedekatan penonton terhadap budaya tersebut. Pendekatan metode campuran ini memberikan wawasan praktis bagi pembuat film dan platform konten dalam menyesuaikan strategi mereka terhadap ekspektasi audiens di lanskap perfilman yang semakin terglobalisasi.