Kota Padang terletak di zona subduksi aktif di sebelah barat Pulau Sumatera yang
menyebabkannya menjadi wilayah rentan terhadap aktivitas seismik berintensitas
tinggi yang berpotensi menimbulkan tsunami. Kecamatan Koto Tangah merupakan
salah satu kecamatan di Kota Padang yang memiliki potensi kerusakan akibat
tsunami paling tinggi. Salah satu kelompok yang paling terdampak dari kerusakan
akibat bencana tersebut adalah kelompok disabilitas dimana kelompok tersebut
memiliki tingkat kematian dua hingga empat kali lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok non-disabilitas. Kesenjangan tersebut salah satunya diakibatkan oleh
mekanisme evakuasi yang tersedia belum mengakomodasi kebutuhan khusus dari
penyandang disabilitas. Maka dari itu, tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah
merumuskan rencana evakuasi bencana tsunami yang berbasis pada kebutuhan
penyandang disabilitas di kawasan pesisir Kecamatan Koto Tangah. Penelitian
dilakukan kepada tiga jenis kelompok disabilitas yaitu tunarungu, tunanetra, dan
tunadaksa yang memiliki kemampuan kognitif untuk memungkinkan dilakukannya
penilaian dan pengambilan keputusan terkait preferensi rute serta kebutuhan
fasilitas evakuasi secara mandiri.
Metode yang digunakan adalah pendekatan metode campuran melalui desain
konvergen paralel. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi
lapangan, survei data sekunder, serta wawancara mendalam. Informan dalam
penelitian ini mencakup perwakilan pemerintah daerah yang memiliki keahlian di
bidang bencana tsunami serta organisasi penyandang disabilitas. Proses analisis
dilakukan dengan mengidentifikasi tingkat risiko bencana di Kecamatan Koto
Tangah melalui teknik analisis spasial dengan data indeks bahaya bencana dan
kerentanan penyandang disabilitas. Dilanjutkan dengan perumusan indikator dan
parameter keberhasilan evakuasi bencana tsunami spesifik kepada kebutuhan
kelompok disabilitas, melalui analisis gap integratif. Serta menyusun perencanaan
rute evakuasi bencana tsunami yang mengakomodasi kebutuhan penyandang
disabilitas dengan menggunakan analisis spasial.ii
Hasil analisis terkait risiko bencana tsunami menunjukkan bahwa 80,6% atau setara
dengan 4.046 Ha area di kawasan Koto Tangah memiliki tingkat risiko tinggi
terhadap Tsunami. Area tersebut juga merupakan area yang memiliki pusat
konsentrasi tinggi penyandang disabilitas. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kawasan tersebut tidak hanya berada dalam zona bahaya tsunami tinggi berdasarkan
karakteristik geomorfologinya, namun juga memiliki tingkat kerentanan yang
tinggi khususnya terkait aksesibilitas yang terbatas dalam melakukan evakuasi
serta jangkauan Tempat Evakuasi Sementara (TES) yang belum disesuaikan
dengan kebutuhan penyandang disabilitas. Hasil perumusan indikator dan
parameter keberhasilan evakuasi bencana dilakukan dengan menggunakan analisis
gap antara kondisi aktual dan kondisi ideal. Selaras dengan hasil analisis tingkat
risiko bencana, Hasil analisis perumusan indikator dan parameter menunjukkan
bahwa ketersediaan rute evakuasi tsunami yang inklusif dan keterjangkauan tempat
evakuasi sementara (TES) masih menjadi hambatan utama, kondisi ini
mencerminkan bahwa pembangunan fisik evakuasi belum sepenuhnya sesuai
dengan kebutuhan seluruh kelompok disabilitas. Hasil analisis perancangan rute
evakuasi bagi kelompok disabilitas menunjukkan bahwa jaringan jalan yang ada
didominasi oleh jalan lingkungan dan jalan kolektor sekunder dengan pola jalan
sejajar dengan garis pantai. Hal tersebut berimplikasi pada lamanya waktu tempuh
untuk menuju lokasi tempat evakuasi atau zona aman. Di sisi lain, keberadaan TES
(Tempat Evakuasi Sementara) sebagian besar belum terjangkau oleh penyandang
disabilitas. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan lima lokasi alternatif
TES yang dinilai lebih strategis dan terjangkau berdasarkan kecepatan bergerak
masing-masing jenis disabilitas. Lima alternatif TES tersebut terletak di Kelurahan
Padang Sarai, Pasir Nan Tigo, Dadok Tanggul Hitam, dan Batipuh Panjang.
Perpustakaan Digital ITB