digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kota Padang terletak di zona subduksi aktif di sebelah barat Pulau Sumatera yang menyebabkannya menjadi wilayah rentan terhadap aktivitas seismik berintensitas tinggi yang berpotensi menimbulkan tsunami. Kecamatan Koto Tangah merupakan salah satu kecamatan di Kota Padang yang memiliki potensi kerusakan akibat tsunami paling tinggi. Salah satu kelompok yang paling terdampak dari kerusakan akibat bencana tersebut adalah kelompok disabilitas dimana kelompok tersebut memiliki tingkat kematian dua hingga empat kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok non-disabilitas. Kesenjangan tersebut salah satunya diakibatkan oleh mekanisme evakuasi yang tersedia belum mengakomodasi kebutuhan khusus dari penyandang disabilitas. Maka dari itu, tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah merumuskan rencana evakuasi bencana tsunami yang berbasis pada kebutuhan penyandang disabilitas di kawasan pesisir Kecamatan Koto Tangah. Penelitian dilakukan kepada tiga jenis kelompok disabilitas yaitu tunarungu, tunanetra, dan tunadaksa yang memiliki kemampuan kognitif untuk memungkinkan dilakukannya penilaian dan pengambilan keputusan terkait preferensi rute serta kebutuhan fasilitas evakuasi secara mandiri. Metode yang digunakan adalah pendekatan metode campuran melalui desain konvergen paralel. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi lapangan, survei data sekunder, serta wawancara mendalam. Informan dalam penelitian ini mencakup perwakilan pemerintah daerah yang memiliki keahlian di bidang bencana tsunami serta organisasi penyandang disabilitas. Proses analisis dilakukan dengan mengidentifikasi tingkat risiko bencana di Kecamatan Koto Tangah melalui teknik analisis spasial dengan data indeks bahaya bencana dan kerentanan penyandang disabilitas. Dilanjutkan dengan perumusan indikator dan parameter keberhasilan evakuasi bencana tsunami spesifik kepada kebutuhan kelompok disabilitas, melalui analisis gap integratif. Serta menyusun perencanaan rute evakuasi bencana tsunami yang mengakomodasi kebutuhan penyandang disabilitas dengan menggunakan analisis spasial.ii Hasil analisis terkait risiko bencana tsunami menunjukkan bahwa 80,6% atau setara dengan 4.046 Ha area di kawasan Koto Tangah memiliki tingkat risiko tinggi terhadap Tsunami. Area tersebut juga merupakan area yang memiliki pusat konsentrasi tinggi penyandang disabilitas. Hal tersebut menunjukkan bahwa kawasan tersebut tidak hanya berada dalam zona bahaya tsunami tinggi berdasarkan karakteristik geomorfologinya, namun juga memiliki tingkat kerentanan yang tinggi khususnya terkait aksesibilitas yang terbatas dalam melakukan evakuasi serta jangkauan Tempat Evakuasi Sementara (TES) yang belum disesuaikan dengan kebutuhan penyandang disabilitas. Hasil perumusan indikator dan parameter keberhasilan evakuasi bencana dilakukan dengan menggunakan analisis gap antara kondisi aktual dan kondisi ideal. Selaras dengan hasil analisis tingkat risiko bencana, Hasil analisis perumusan indikator dan parameter menunjukkan bahwa ketersediaan rute evakuasi tsunami yang inklusif dan keterjangkauan tempat evakuasi sementara (TES) masih menjadi hambatan utama, kondisi ini mencerminkan bahwa pembangunan fisik evakuasi belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan seluruh kelompok disabilitas. Hasil analisis perancangan rute evakuasi bagi kelompok disabilitas menunjukkan bahwa jaringan jalan yang ada didominasi oleh jalan lingkungan dan jalan kolektor sekunder dengan pola jalan sejajar dengan garis pantai. Hal tersebut berimplikasi pada lamanya waktu tempuh untuk menuju lokasi tempat evakuasi atau zona aman. Di sisi lain, keberadaan TES (Tempat Evakuasi Sementara) sebagian besar belum terjangkau oleh penyandang disabilitas. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan lima lokasi alternatif TES yang dinilai lebih strategis dan terjangkau berdasarkan kecepatan bergerak masing-masing jenis disabilitas. Lima alternatif TES tersebut terletak di Kelurahan Padang Sarai, Pasir Nan Tigo, Dadok Tanggul Hitam, dan Batipuh Panjang.