digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Upaya pemerintah untuk meningkatkan bauran energi baru terbarukan hingga 23% dapat dilakukan dengan memanfaatkan biomassa, yaitu gamal dan kaliandra. Pemanfaatan kayu gamal dan kaliandra dapat dilakukan dengan skema MCHP (Micro Combine Heat and Power) yang menghasilkan listrik dan panas menggunakan natural draft biomass furnace yang dihubungkan dengan stirling engine. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik biomassa dan karakteristik termal hasil pembakaran biomassa. Karakteristik biomassa meliputi analisis proksimat, analisis ultimat dan nilai kalor. Sedangkan karakteristik termal pembakaran meliputi reaksi pembakaran stoikiometri, AFR (Air-Fuel Ratio), distribusi temperatur, komposisi flue gas, neraca massa, neraca energi dan efisiensi termal tungku pembakaran. Adapun parameter dalam proses pembakaran ini adalah feeding rate kayu gamal dan kaliandra 250 gram per 5 menit , kondisi pembakaran tanpa penukar panas dan memakai penukar panas. Hasil pengujian menunjukkan kaliandra memiliki High Heating Value, Volatile Matter yang tinggi dan kadar abu yang rendah, sedangkan gamal memiliki nilai fixed carbon yang lebih tinggi. AFR stoikiometri kaliandra sebesar 5,9 sedangkan gamal sebesar 3,2. Temperatur rata-rata di lokasi sebelum HE pada pembakaran kaliandra adalah 738°C dan pembakaran gamal sebesar 714°C. Komposisi flue gas menunjukkan pembakaran gamal dan kaliandra menghasilkan CO berkisar 0,1-0,5% dan kandungan O? berkisar 16-17%. Neraca massa pembakaran menunjukkan kadar abu pembakaran gamal lebih tinggi daripada kaliandra dan kebutuhan udara gamal lebih tinggi dari kaliandra. Neraca energi menunjukkan panas yang diserap HE pada pembakaran gamal lebih tinggi, namun losses akibat flue gas juga yang tertinggi. Efisiensi termal pembakaran kaliandra 9,7% sedangkan pada gamal 9,1%. Kaliandra lebih unggul daripada gamal karena memiliki high heating value yang lebih tinggi, mampu mencapai temperatur yang lebih tinggi, menghasilkan sisa abu yang lebih sedikit dan memiliki efisiensi yang lebih besar dibandingkan dengan kayu gamal.