digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Difa Berliana
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Difa Berliana
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Difa Berliana
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Difa Berliana
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Difa Berliana
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Difa Berliana
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 Difa Berliana
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Difa Berliana
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Difa Berliana
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Peri-urbanisasi di sepanjang koridor pembangunan Kabupaten Karawang, termasuk di Desa Margakaya, menimbulkan tekanan signifikan terhadap kegiatan pertanian lokal. Alih fungsi lahan menjadi kawasan industri dan permukiman telah memicu perubahan dalam struktur sosial-ekonomi, infrastruktur, dan lingkungan, sehingga menuntut petani menyesuaikan praktik bertaninya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi tingkat adaptasi petani terhadap dampak peri-urbanisasi serta menganalisis faktor-faktor yang memengaruhinya. Pendekatan yang digunakan adalah convergent mixed methods dengan quantitatively driven design, di mana metode kuantitatif menjadi fokus utama dan didukung oleh data kualitatif. Data dikumpulkan melalui kuesioner kepada petani dan wawancara semi-terstruktur dengan petani serta pemangku kepentingan sektor pertanian. Analisis dilakukan menggunakan statistik deskriptif, regresi linear berganda, dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas petani di Desa Margakaya merupakan petani kecil dengan tingkat adaptasi yang umumnya berada pada kategori sedang hingga tinggi, khususnya dalam aspek fisik dan sosial. Variabel yang terbukti signifikan mempengaruhi tingkat adaptasi adalah jumlah anggota keluarga, frekuensi kontak dengan penyuluh pertanian, kepemilikan pekerjaan sampingan, dan persepsi tentang dampak peri-urbanisasi terhadap kegiatan pertanian. Namun demikian, strategi adaptasi yang digunakan masih konvensional, seperti penggunaan bibit unggul, sistem irigasi, bahan pertanian organik dan nonorganik, serta pemanfaatan kelompok tani untuk berbagi informasi. Keterbatasan akses terhadap teknologi, modal, dan kelembagaan menjadi kendala dalam mengembangkan strategi adaptasi yang lebih inovatif dan berkelanjutan. Penelitian ini memperkaya pemahaman dinamika adaptasi petani dalam konteks urbanisasi serta berkontribusi pada pengembangan kebijakan wilayah dan pertanian yang inklusif dan responsif terhadap tekanan ekspansi kawasan perkotaan.