digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TS PP SARI ARMIATI 1-COVER.pdf


2008 TS PP SARI ARMIATI 1-BAB 1.pdf

2008 TS PP SARI ARMIATI 1-BAB 2.pdf

2008 TS PP SARI ARMIATI 1-BAB 3.pdf

2008 TS PP SARI ARMIATI 1-BAB 4.pdf

2008 TS PP SARI ARMIATI 1-BAB 5.pdf

2008 TS PP SARI ARMIATI 1-PUSTAKA.pdf

Institusi pendidikan tinggi diharapkan memiliki komitmen pembelajaran yang berorientasi kepada siswa, maka diperlukan perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh unit-unit kerja instansi pendidikan untuk mendukung terciptanya atmosfir pembelajaran yang berorientasi kepada siswa. Penelitian berfokus pada perancangan collaborative learning framework yang berorientasi pada pemenuhan service di lingkungan kerja manajemen internal. Framework yang dibangun merupakan landasan pemenuhan service akademik yang dilakukan oleh lapisan unit kerja yang berkolaborasi dengan Jurusan Manajemen Informatika JMI sebagai studi kasus. Untuk menganalisis kondisi saat ini dan mengetahui requirement dalam proses pemenuhan service digunakan tabel fenomena masalah dan kaitannya dengan isu strategies Leadership, Relevant, Academic Atmosphere, Internal Management, Sustainability, Efficiency dan Productivity (LRAISE). Strategi LRAISE yang digunakan berfokus pada isu Internal Management untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas service pada proses kerja internal di JMI. Hasil yang didapat berupa pemetaan pola kolaborasi yang menunjukkan bahwa beberapa aktivitas dalam penyediaan service dalam penyelenggaraan learning dilakukan secara grup, dari jurusan maupun unit kerja yang memberikan kontribusi kerja dengan mengakses data yang sama (sharing data). Shared data digunakan untuk proses pengambilan keputusan yang dilakukan manajemen atau pembuatan laporan atau dokumentasi yang dibutuhkan unit kerja lain. Jurusan Manajemen Informatika sebenarnya telah memiliki elemen-elemen kolaborasi, namun belum terdefinisikan secara formal bagaimana bentuk kolaborasi yang dilakukan. Pada fase perancangan didefinisikan bagaimana bentuk model kolaborasi dan teknologi informasi yang diusulkan bagi JMI dengan menggunakan framework kolaborasi yang diinspirasi oleh tahapan pemodelan Service Oriented Architecture(SOA). Tahapan diawali dengan menganalisis subsistem, aktivitas ini digunakan untuk menentukan subsistem yang terlibat dan kebergantungan serta aliran kerja antara subsistem. Analisis subsistem menggunakan use case untuk mengidentifikasi dekomposisi domain service dan pembuatan model objek yang merepresentasikan pekerjaan internal dan perancangan service. Setelah service dapat teridentifikasi, dilakukan tahap kedua yakni membuat spesifikasi komponen, yaitu perincian komponen yang diimplementasikan pada service yang dapat meliputi data, aturan, service, profil yang dapat dikonfigurasi, dan variasi. Tahapan ketiga adalah mengalokasikan service, menetapkan service terhadap subsistem yang telah diidentifikasi, dan komponen-komponennya. Tahap terakhir dari pemodelan SOA adalah merealisasikan service, tahapan ini menentukan software yang dapat mewujudkan layanan tersebut. Software ini dapat diambil dari yang sudah ada, kostumisasi atau dibangun ulang. Tahapan realisasi service diusulkan sebagai pengembangan penelitian lebih lanjut. Pendekatan lain yang digunakan adalah service triangle yang merupakan suatu model interaktif manajemen layanan yang menggambarkan hubungan antara lembaga pendidikan dengan para pengguna jasanya. Model ini terdiri dari 3 komponen yaitu service strategy, service people dan service system, dengan titik pusat pengguna service. Hasil dari penelitian berupa model tataran kolaborasi yang menjelaskan posisi penelitian, collaborative learning environment (CLE) sebagai service system dan collaborative learning framework (CLF) beserta detailnya. Pada detail CLF didefinisikan domain service, spesifikasi service dan usulan realisasi service. Penelitian ini memberi kontribusi pengetahuan berupa pengembangan collaborative learning framework yang didasari dari konsep service oriented dan kolaborasi memberikan usulan model CLE, arsitektur aplikasi dan dokumentasi kebutuhan fungsional yang formal atas identifikasi service yang dibutuhkan. Selain itu penelitian juga memberikan kontribusi praktis bahwa penerapan framework arsitektur aplikasi dapat dijadikan arahan dalam merealisasikan peningkatan service dengan menerapkan teknologi informasi dan sebagai pengembangan sistem informasi untuk internal management jurusan.