digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2004 TS PP SAID 1-COVER.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2004 TS PP SAID 1-BAB 1.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2004 TS PP SAID 1-BAB 2.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2004 TS PP SAID 1-BAB 3.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2004 TS PP SAID 1-BAB 4.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2004 TS PP SAID 1-BAB 5.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2004 TS PP SAID 1-BAB 6.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2004 TS PP SAID 1-PUSTAKA A.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2004 TS PP SAID 1-PUSTAKA B.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2004 TS PP SAID 1-PUSTAKA C.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

Pesimpangan sebidang merupakan suatu tempat yang berpotensi menjadi sumber terjadinya tundaan lalu lintas jalan yang cukup besar. Penelitian ini mengkaji karakteristik arus lalu lintas dan tundaan yang terjadi pada satu persimpangan sebidang jalan dan jalan rel. Persimpangan yang dikaji adalah persimpangan antara Jalan Laswi dan jalan rel, dengan arah lalu lintas dari Jalan Gatot Subroto ke Jalan R.E. Martadinata. Jalan Laswi adalah jalan tipe 4/2 D dengan lebar lajur 4 x 3,5 m, lebar median 1,8 m serta lebar bahu jalan 2 x 3,0 m yang digunakan untuk parkir. Jalan rel adalah double track dengan dilengkapi pintu pengaman. Jarak antara pintu pengaman pada perlintasan jalan rel adalah 17,0 m. Pengambilan data dilakukan pada hari Kamis tanggal 22 April 2004. Penghitungan ants lalu lintas secara manual dimulai pada jam 05.00 dan berakhir pada jam 21.00. Sedangkan pengambilan data arus lalu lintas dengan 2 kamera video dimulai pada jam 07.45 sampai 09.45 dan 12.45 sampai 13.45. Lalu lintas kereta mempunyai 70 rangkaian kereta yang lewat tiap harinya pada daerah studi. Kereta-kereta ini dapat digolongkan menjadi 4 kelompok yaitu kereta dinas, kereta barang petikemas, kereta ekonomi dan kereta eksekutif. Arus lalu lintas selama 16 jam tersebut sebesar 102.450 kendaraan dengan distribusi arah 50/50. Pada pengamatan selama 3 jam, lajur tengah sebelum persimpangan sebidang, persentase kendaraan berat, kendaraan ringan dan sepeda motor, berturut-turut yaitu 3,48%; 58,58%; 37,94%, setelah persimpangan sebidang yaitu 1,31%; 25,43% and 73,26%. Pada lajur tepi, sebelum persimpangan sebidang yaitu 4,23%; 49,81%; 45,96%, setelah persimpangan sebidang yaitu 2,08%; 34,56% and 63,36%. Hubungan kecepatan dan kerapatan didekati dengan regresi linier memberikan persamaan untuk lajur tengah pada lokasi sebelum persimpangan sebidang yaitu Ussbi = -0,9547D 73,012; setelah persimpangan yaitu Ussa = -0,1587D 29,958. Untuk lajur tepi pada lokasi sebelum persimpangan yaitu Ussb1 = -0,3835D 54,152; setelah persimpangan yaitu Ussti = -0,2286D 32,483. Dui perhitungan didapat kapasitas lajur tengah sebelum dan setelah persimpangan sebidang berturutturut yaitu 1.396,51 smp/jam dan 1.413,83 smp/jam yang menunjukkan selisih yang kecil. Sementara pada lajur tepi, nilai kapasitas sebelum dan setelah persimpangan sebidang berturut-turut yaitu 1.911,32 smp/jam dan 1.154,02 smp/jam dengan selisih yang lebih besar. Tundaan yang dihitung adalah tundaan pada arus lalu lintas yang terjadi akibat penutupan pintu perlintasan dan tundaan geometrik akibat adanya rel kereta ketika pintu perlintasan terbuka. Dari basil perhitungan tundaan didapat tundaan total selama satu hari sebesar 15.725,45 smp.jam per arah, yang terdiri atas tundaan akibat penutupan pintu sebesar 13.350,41 smp.jam dan tundaan saat pintu dibuka sebesar 2.375,04 smp.jam.