digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1996 TS PP R. KOHAR 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

1996 TS PP R. KOHAR 1-BAB1.pdf
File tidak tersedia

1996 TS PP R. KOHAR 1-BAB2.pdf
File tidak tersedia

1996 TS PP R. KOHAR 1-BAB3.pdf
File tidak tersedia

1996 TS PP R. KOHAR 1-BAB4.pdf
File tidak tersedia

1996 TS PP R. KOHAR 1-BAB5.pdf
File tidak tersedia

1996 TS PP R. KOHAR 1-PUSTAKA1.pdf
File tidak tersedia

1996 TS PP R. KOHAR 1-PUSTAKA2.pdf
File tidak tersedia

1996 TS PP R. KOHAR 1-PUSTAKA3.pdf
File tidak tersedia

1996 TS PP R. KOHAR 1-PUSTAKA4.pdf
File tidak tersedia

Abstrak: Baja tahan karat austenitik tipe 304 secara luas digunakan di berbagai industri yang lingkungannya korosif. Bila paduan tersebut digunakan, masalah utama yang harus diperhatikan adalah bahaya serangan korosi antar butir bila dalam kondisi tersensitisasi. Dalam aplikasi, proses pengelasan sering sukar dihindarkan, dimana masukan panasnya dapat menyebabkan sensitisasi. Meskipun pemilihan logam isian telah dilakukan dengan benar mengikuti standart, tetapi bahaya sensitisasi masih tetap ada, terutama pada daerah pengaruh panas (HAZ). Untuk mempelajari ketahanan korosi las-lasan pada baja tahan karat austenitik tipe 304 dengan berbagai tingkat sensitisasi, maka dilakukan dengan perlakuan panas terhadap contoh uji pada suhu 600derjatC, 700derjatC dan 750derjatC selama 1 jam, 3 jam dan 5 jam. Pengujian korosi dengan metoda kehilangan berat didalam larutan H2SO4 + Fe2(SO4)3 mendidih selama 120 jam pada masing-masing contoh uji, akan memberikan hasil laju korosi dari masing-masing variabel yang ditentukan. Hasil percobaan pada suhu 700derjatC selama 5 jam menunjukkan laju korosi terbesar, hal ini didukung dari uji metalografi yang menunjukkan pengendapan karbida dibatas butir sangat jelas, mengakibatkan menurunnya ketahanan las-lasan baja tahan karat 304 terhadap korosi antar butir. Dari uji polarisasi ekstrapolasi tafel pada contoh uji as-welded di bagian yang terpengaruh panas, logam isian dan logam yang tidak terpengaruh panas, menunjukkan bahwa laju korosi pada bagian terpengarub panas (heat affected zone) besar dari logam induk yang tidak terpengaruh panas (base metal)besar dari logans isle(filler metal).