








Pertumbuhan kota seperti di Kabupaten Sleman sering kali memunculkan tantangan
keamanan, salah satunya kriminalitas jalanan berupa klitih yang menjadi perhatian
masyarakat. Klitih merupakan bentuk kejahatan jalanan yang melibatkan serangan
oleh kelompok pemuda, menunjukkan korelasi dengan karakteristik lingkungan
perkotaan, khususnya konfigurasi jaringan jalan yang memengaruhi pergerakan dan
akses pelaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara
konfigurasi jaringan jalan dan pola spasial kriminalitas klitih, serta memberikan
rekomendasi mitigasi yang efektif. Pendekatan space syntax digunakan untuk
menganalisis struktur jaringan jalan seperti konektivitas dan integrasi yang
dikombinasikan dengan metode Geographically Weighted Regression untuk
memetakan variasi risiko kriminalitas secara lokal. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa jalan-jalan dengan konektivitas dan integrasi global yang tinggi, terutama di
kawasan perkotaan dan transisi pedesaan, lebih rentan terhadap klitih karena
memudahkan pergerakan pelaku dan mengurangi pengawasan alami. Pola ini
menegaskan bahwa desain jaringan jalan memiliki peran signifikan dalam
membentuk peluang kriminalitas. Sebagai strategi mitigasi, pendekatan Crime
Prevention Through Environmental Design diusulkan. Dengan fokus pada
peningkatan visibilitas, pengendalian akses, penguatan teritorialitas, dan aktivitas
masyarakat di area berisiko. Penelitian ini juga menekankan perlunya pendekatan
holistik yang mengintegrasikan faktor sosial, ekonomi, dan kelembagaan untuk
menciptakan lingkungan yang lebih aman. Kontribusi utama penelitian adalah
wawasan mengenai hubungan antara desain jaringan jalan dan kriminalitas klitih,
yang dapat menjadi dasar perencanaan tata ruang yang responsif terhadap
keamanan