Uniaxial Compressive Strength (UCS) dan Modulus Young (E) merupakan parameter
penting dalam rekayasa geoteknik untuk perencanaan, desain, dan analisis stabilitas.
Namun, pengujian langsung membutuhkan sumber daya besar, sehingga pendekatan
berbasis data menjadi alternatif yang lebih efisien. Penelitian ini menerapkan Adaptive
Neuro-Fuzzy Inference System (ANFIS), yang mengintegrasikan jaringan saraf tiruan dan
logika fuzzy, untuk memprediksi UCS dan Modulus Young, serta membandingkan kinerjanya
dengan Multiple Regression Analysis (MRA) sebagai metode statistik konvensional. Data
yang digunakan mencakup kecepatan gelombang (Vp) dan sifat fisik batuan seperti densitas,
porositas, dan derajat kejenuhan dari sandstone, limestone, dan claystone. Praproses data
dilakukan melalui eliminasi outlier dan evaluasi statistik, termasuk uji normalitas,
heteroskedastisitas, multikolinearitas, serta uji signifikansi T dan F. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Vp dan sifat fisik batuan berpengaruh signifikan terhadap prediksi UCS
dan E, dengan Vp memberikan dampak terbesar pada Data Gabungan (82% untuk UCS, 42%
untuk E) dan terkecil pada Claystone (4% untuk UCS, 0% untuk E). MRA lebih tepat untuk
dataset dengan distribusi normal dan jumlah data terbatas, sementara ANFIS unggul dalam
menangani dataset besar dan non-linear, meskipun rentan terhadap overfitting. Pendekatan
ini memberikan wawasan bagi profesional geoteknik dalam mengestimasi parameter
mekanik batuan saat data lapangan terbatas.