digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ketersediaan cadangan bijih emas free milling yang menipis mengharuskan industri pengolahan emas untuk mengolah bijih emas refractory yang lebih sulit untuk diolah dan memberikan persen ekstraksi yang rendah pada pelindian sianidasi konvensional. Karena itu, untuk mengolah bijih emas refractory diperlukan data karakteristik bijih secara lengkap guna menentukan metode yang paling tepat untuk mengekstraksi emas serta menentukan jalur/rute proses pengolahan emas dari bijih refractory. PT Gorontalo Minerals adalah perusahaan pertambangan emas dan tembaga yang sedang melakukan eksplorasi di Kabupaten Bone Bolango, Propinsi Gorontalo. Bijih emas yang digunakan pada penelitian ini berasal dari salah satu wilayah eksplorasi PT Gorontalo Minerals yaitu blok Motomboto Timur. Di blok Motomboto terdapat 3 domain utama. Bijih emas yang digunakan ini adalah bijih dengan kadar emas, perak dan tembaga paling tinggi dibandingkan dari ketiga domain di Motomboto Timur. Dalam penelitian ini dilakukan studi karakterisasi secara lengkap melalui serangkain percobaan diagnostic leaching, intensive cyanidation, direct cyanidation dan pengujian preg-robbing. Dari penelitian ini kemudian dipelajari jalur pengolahan yang paling baik berdasarkan data-data yang sudah diperoleh. Penelitian ini dimulai dengan preparasi sampel yang meliputi peremukan, pengeringan, penggerusan dan pengayakan. Setelah dilakukan sampling, sejumlah tertentu sampel diperiksa kandungan dan komposisi awalnya dengan mineragrafi, fire assay, AAS dan XRD. Dari data-data tersebut, kemudian dilakukan perancangan diagnostic leaching. Percobaan diagnostic leaching dilakukan untuk mengetahui distribusi dan mineral-mineral yang berasosiasi dengan emas dalam bijih. Pada prinsipnya, percobaan diagnostic leaching terdiri dari NaCN Leach (24 jam), NaCN Wash (30 menit) dan Acid Leaching (5-8 jam). Disetiap tahapan, dilakukan pengambilan sampel larutan untuk diperiksa kadar emasnya dengan AAS lalu residunya dikeringkan selama 12 jam dan dipreparasi lagi untuk tahap selanjutnya. Percobaan intensive cyanidation dan direct cyanidation dilakukan dengan menggunakan reaktor kimia dan magnetic stirrer. Percobaan sianidasi berlangsung pada pH 10,5-11 selama 24 jam dengan waktu pengambilan sampel pada jam ke 1, 2, 4, 8, 12 dan 24. Pada percobaan intensive cyanidation dilakukan injeksi oksigen untuk menjaga konsentrasi oksigen terlarut ±16 ppm. Intensive cyanidation dilakukan pada konsentrasi sianida 20.000 ppm dengan variasi fraksi ukuran butiran dan persen padatan. Percobaan direct cyanidation dilakukan pada konsentrasi sianida 1.000 ppm,dan konsentrasi oksigen terlarut ±8 ppm. Pada percobaan sianidasi, kondisi pH, konsentrasi oksigen terlarut dan konsentrasi sianida dijaga pada nilai yang telah ditentukan. Sampel larutan dan residu hasil pelindian kemudian diperiksa kandungan emas dan logam-logam terlarut lainnya dengan AAS dan fire assay. Untuk percobaan penentuan potensial preg-robbing dilakukan dengan mereaksikan bijih dengan larutan aurodicyanide dengan konsentrasi sianida 2.000 ppm dan konsentrasi emas 0 (blank), 1, 3 dan 5 ppm. Percobaan dilakukan pada pH 10,5-11 selama 24 jam dengan waktu pengambilan sampel pada menit ke 15, 30, 60, 120 dan 24. Sampel larutan kemudian diperiksa kandungan emas terlarutnya dengan AAS lalu dibandingkan dengan konsentrasi emas dalam larutan bila tidak terdapat aktifitas preg-robbing. Dari data-data hasil percobaan kemudian diajukan rancangan rute proses pengolahan yang paling tepat. Hasil percobaan diagnostic leaching menunjukkan bahwa emas yang dapat diekstraksi (recoverable gold) sebesar 76,27% dan 23,73% terdistribusi terutama dalam mineral-mineral sulfida dan diadsorpsi oleh material karbon. Persen ekstraksi Au tertinggi yaitu 74,02% diperoleh pada intensive cyanidation pada fraksi ukuran -325+400# dan 40% padatan. Persen ekstraksi Ag tertinggi didapatkan pada intensive cyanidation dengan fraksi ukuran -325+400# dan 35% padatan yaitu sebesar 89,15% sementara persen ekstraksi Cu tertinggi yaitu 82,59% diperoleh pada intensive cyanidation dengan fraksi ukuran -325+400# dan 30% padatan. Hasil pengujian preg-robbing menunjukkan bahwa bijih yang diteliti bersifat preg-robbing dengan nilai potensial preg-robbing sebesar 19,53%. Penambahan masking agent pada direct cyanidation meningkatkan persen ekstraksi Au dari 65.04% menjadi 68.85% karena terpasifasinya mineral pregrobber dalam bijih. Selain itu, penambahan masking agent pada direct cyanidation menurunkan konsumsi sianida dari 3,41 kg/ton menjadi 2,37 kg/ton bijih.