digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PLN turut ikut serta berpartisipasi dalam mendukung transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) yang diamanatkan oleh pemerintah dengan mencanangkan program dedieselisasi. Tujuan utama program dedieselisasi adalah untuk meningkatkan bauran energi EBT serta mengurangi konsumsi bahan bakar fosil yang pada akhirnya berdampak pada penurunan emisi di Indonesia. Sistem kelistrikan Pulau Bawean yang saat ini energinya masih di pasok dari PLTD dan PLTMG dapat menjadi salah satu target program dedieselisasi dengan rencana pengembangan PLTS Hibrida. Dalam rencana pengembangan PLTS Hibrida didahului dengan melakukan kajian tekno-ekonomi yang bertujuan untuk menilai apakah rencana pengembangan ini layak secara teknis maupun ekonomi. Perhitungan produksi energi PLTS dilakukan dengan menggunakan simulasi pada perangkat lunak PVSyst yang kemudian dilengkapi dengan simulasi PLTS hibrida pada perangkat lunak HOMER Pro yang selanjutnya dilakukan simulasi kestabilan jaringan untuk pengembangan PLTS hibrida yang dilengkapi dengan perangkat BESS pada perangkat lunak DIgSILENT. Dengan batasan ketersediaan lahan seluas 5 ha pengembangan PLTS hibrida kapasitas 3.750 kWp dan BESS 941 kWh mampu menghasilkan energi sebesar 5.549.142 kWh per tahun dengan fraksi EBT mencapai 14,7% dan berdasarkan simulasi kestabilan sistem PLTS hibrida dapat beroperasi pada rentang frekuensi 50 Hz dan tegangan 20 kV sesuai aturan jaringan yang telah ditetapkan. Hasil perhitungan keekonomian menunjukkan dengan target IRR sebesar 13,47% diperoleh LCOE untuk pengembang PLTS hibrida sebesar 14,67 cents USD dengan nilai NPV sebesar 2.321.192 USD serta untuk nilai LCOE jual PLN diperoleh nilai sebesar Rp2.481 yang berada dibawah BPP. Pengembangan PLTS hibrida yang dilakukan juga mampu mereduksi emisi GRK sebesar 4.731 ton CO2e per tahun dengan potensi nilai kredit karbon sebesar Rp150.430.000 per tahun. Dari studi tekno-ekonomi yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengembangan PLTS hibrida 3.750 kWp dan BESS 941 kWh di Pulau Bawean layak untuk dilaksanakan. Kata kunci: