Serangan fisik yang disengaja pada jaringan transmisi yang luas dapat
mengakibatkan load shedding atau gangguan di jaringan sistem tenaga listrik.
Risiko kerentanan jaringan ini harus dideteksi dan dianalisa untuk dapat dimitigasi
dengan menurunkan risiko tersebut melalui perencanaan pengembangan transmisi.
Saat ini, perencanaan pengembangan transmisi hanya mempertimbangkan
kapasitas N-1 dan ekonomi, atau belum memperhitungkan risiko kerentanan
jaringan dan penetrasi energi terbarukan atau renewable energy. Melakukan analisa
dan kuantifikasi risiko kerentanan serta melakukan optimal investasi
pengembangan transmisi non-wire menjadi minat dari penulis pada disertasi ini.
Penelitian terkait kerentanan pada keamanan infrastruktur ketenagalistrikan
dilakukan dengan pendekatan metode topografi, aliran daya, fungsional, logika dan
hybrid antar metode tersebut. Penelitian ini memperkenalkan pendekatan baru
untuk memodelkan permasalahan penelitian dan secara optimal mengurangi
kerentanan jaringan terhadap serangan transmisi yang disengaja dengan
menggabungkan analisis model logika Game Theory Attacker Defender dengan
aliran daya dan analisis risiko probabilistik. Dibandingkan dengan penelitian
sebelumnya, metode ini mempertimbangkan logika atau rasionalitas dan real aliran
daya sehingga lebih realistik daripada metode topografi maupun fungsional
matematis dan dapat diterapkan pada sistem power grid yang kompleks. Selain itu,
analisa risiko probabilistik mampu melakukan kuantifikasi untuk parameter
rasionalitas.
Metode inovatif pada penelitian ini akan menghitung nilai risiko kerentanan sebagai
hasil optimal attacker dan direspon oleh defender atau network planner utility
dengan mengalokasikan sumber daya teknologi renewable energy yaitu
photovoltaic dan baterai berdasarkan optimasi lokasi dan kapasitas pada constraint
anggaran investasi. Sehingga akan didapatkan keputusan investasi pengembangan
transmisi non-wire sebagai ekulibrium dari Game theory.
Penelitian ini dilaksanakan pada tiga sistem pengujian bus IEEE: 14-bus, 39-bus,
118-bus, dan sistem real kelistrikan Batam-Bintan. Pada hasil numerik penelitian
ini didapatkan nilai risiko kerentanan pada 14, 39, 118 bus dan Batam-Bintan
ii
berturut-turut adalah 112,3 MW (43,3 % beban); 298,79 MW (4,91 % beban); 48,3
MW (1,31 % beban); dan 88,09 MW (26,91 % beban). Selain itu di sisi defender,
dalam Kasus 1, investasi dalam photovoltaics lebih optimal daripada Kasus 2, di
mana defender mengintegrasikan photovoltaics dengan baterai. Di 14-bus kasus 1,
risiko kerentanan jaringan turun dari 112,3 MW menjadi 58,78 MW; di 39-bus,
turun dari 298, 78 MW menjadi 79,9 MW, dan di 118-bus, turun dari 48,3 MW ke
29,81 MW. Sedangkan pada sistem Batam-Bintan, risiko kerentanan jaringan turun
dari 88,9 MW menjadi 54,27 MW. Dari data plot kurva exponential cost model dan
ekuilibrium Game didapatkan biaya investasi pengembangan transmisi non-wire
yang optimal pada masing-masing sistem uji dan Batam-Bintan. Data optimal
attacker menunjukkan sesuai atau relevan dengan kejadian gangguan Black Out
sistem Batam-Bintan tanggal 01 Januari 2023 dan data optimal defender sesuai
dengan hipotesa.
Penelitian ini berkontribusi pada akademik, perusahaan listrik dan industri
mengenai metode baru pada kuantifikasi risiko kerentanan, optimasi
pengembangan transmisi dan pengggunaan teknologi terkini renewable energy.
Penelitian ini dapat dikembangkan dengan AC Power Flow sehingga dapat
ditentukan FACTS Devices untuk meningkatkan keandalan sistem.