digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pertumbuhan populasi masyarakat di Indonesia meningkat seiring dengan kebutuhan energinya. Salah satu sumber energi yang dibutuhkan di masa sekarang adalah gas bumi. Selat Madura adalah daerah dengan cadangan gas bumi terbanyak di Pulau Jawa. Eksplorasi gas alam di Selat Madura memerlukan media transportasi gas, berupa pipa yang menghubungkan antar fasilitas produksi. Sehingga dilakukan proyek fiktif pembangunan pipa bawah laut, yang menghubungkan platform eksplorasi gas fiktif di Selat Madura dengan stasiun pengukuran gas di pesisir Pasuruan, membentang sepanjang 52.5km. Pembangunan pipa ini memerlukan berbagai tahap analisis dan desain untuk memastikan ketahanan dan keamanan pipa. Pada proses analisis dan desain, digunakan data lingkungan yang didapatkan dari proses distribusi probabilitas yang telah diperiksa kecocokannya menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Selanjutnya rute pipa dibagi menjadi tiga zona berdasarkan tinggi gelombang dan kecepatan arus yang telah didapatkan. Tahap desain yang pertama adalah penentuan tebal dinding pipa berdasarkan standar desain DNV-ST-F101 dan katalog API 5L, kemudian didapatkan tebal pipa sebesar 12.7mm. Kemudian dilakukan analisis on-bottom stability berdasarkan standar desain DNV-RP-F109 dan diputuskan pipa memerlukan lapisan beton setebal 40mm dengan trenching agar tetap stabil di dasar laut. Lalu dilakukan analisis instalasi pipa bawah laut berdasarkan DNV-ST-F101. Didapatkan hasil berupa konfigurasi stinger dan roller pada laybarge yang digunakan, sehingga pipa tidak mengalami tegangan dan regangan yang melebihi batas kriteria desain. Dan terakhir, dilakukan analisis bentang bebas berdasarkan standar desain DNV-RP-F105 untuk kriteria screening fatigue dan ultimate limit state. Didapatkan panjang bentang bebas maksimal yang memenuhi kedua kriteria sebesar 10.6m