digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Putu Sixtina Dewandari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER - Putu Sixtina Dewandari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - Putu Sixtina Dewandari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - Putu Sixtina Dewandari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - Putu Sixtina Dewandari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV - Putu Sixtina Dewandari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - Putu Sixtina Dewandari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA - Putu Sixtina Dewandari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN - Putu Sixtina Dewandari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Pembalut luka adalah salah satu metode yang digunakan untuk mendukung bahkan mempercepat penyembuhan luka. Hidrogel adalah salah satu jenis pembalut luka berupa polimer 3 dimensi yang mampu mempertahankan air dalam jumlah besar tanpa kehilangan integritas strukturnya. Hidrogel berbahan dasar kitosan dan polivinil alkohol (PVA) telah banyak diteliti sebagai agen pembalut luka. Sementara itu, spidroin memiliki kekuatan fisik luar biasa serta kemampuan untuk mendorong penyembuhan luka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan spidroin Argiope appensa terhadap karakteristik fisik dan fungsionalitas hidrogel kitosan/PVA untuk toksisitas dan Scratch Assay pada lini sel 1BR3. Hidrogel dibuat dengan mencampurkan larutan kitosan, polivinil alkohol, gliserol dan spidroin dalam 6 variasi konsentrasi spidroin berbeda, yakni 0?g/mL, 2.5?g/mL, 5?g/mL, 7.5?g/mL, 10?g/mL, dan 25?g/mL yang berturut-turut diberi nama hidrogel kontrol, hidrogel 2.5, hidrogel 5, hidrogel 7.5, hidrogel 10, dan hidrogel 25. Campuran kemudian di-freeze-thawing pada suhu 4°C dan 20°C, lalu diletakkan di lemari asam selama 7 hari. Hidrogel hasil fabrikasi dikarakterisasi sifat fisiknya dengan menggunakan beberapa pengujian yakni Water Content Assay, Contact Angle Assay, Swelling Assay, dan Biodegradability Assay. Setelah itu dilakukan Release Assay dengan BCA Assay untuk mengetahui total protein yang dikeluarkan oleh hidrogel. Medium release dari hidrogel hasil fabrikasi juga diuji biokompatibilitasnya terhadap lini sel 1BR3 dengan MTT Cell Viability Assay yang diamati pada waktu inkubasi 72 jam. Sementara itu, kemampuan medium release hidrogel dalam mendukung migrasi diamati dengan Scratch Assay terhadap lini sel 1BR3. Berdasarkan penelitian, diperoleh bahwa penambahan spidroin Argope appensa tidak mengubah sifat fisik secara visual dari hidrogel kitosan/PVA. Namun, penambahan spidroin sebanyak 25?g/mL pada hidrogel ditemukan memberikan pengaruh signifikan (p-value < 0.05) terhadap peningkatan kandungan air hidrogel hasil fabrikasi. Selain itu, nilai sudut kontak juga ditemukan menurun secara signifikan (p-value < 0.05) pada hidrogel dengan tambahan spidroin 25?g/mL. Disisi lain, kemampuan swelling hidrogel juga ditemukan meningkat signifikan pada (p-value < 0.05) pada hidrogel dengan tambahan spidroin 25?g/mL. In Vitro Biodegradability Assay menunjukkan semua sampel hidrogel mengalami penurunan massa dari hari ke hari selama periode pengamatan 10 hari. Berdasarkan Release Assay dengan BCA Assay diketahui bahwa total protein yang dikeluarkan oleh hidrogel 25 berbeda secara signifikan dibanding hidrogel lain. Dari aspek biologis, seluruh hidrogel diketahui bersifat tidak toksik terhadap lini sel 1BR3 dengan persentase viabilitas > 78%. Secara fungsionalitas, kandungan dari seluruh sampel hidrogel mampu mendorong migrasi sel lebih baik dibandingkan sel tanpa pemberian medium release hidrogel dan sel yang diberi medium release hidrogel tanpa spidroin. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan Scratch Assay bahwa sel yang diberikan medium release hidrogel yang mengandung spidroin Argiope appensa mampu secara signifikan menutup area goresan lebih cepat setelah 48 jam pengamatan. Studi ini merupakan penelitian pendahuluan yang menunjukkan bahwa hidrogel mengandung kitosan, PVA, dan spidroin Argiope appensa secara fisik dan fungsionalitas memiliki potensi sebagai pembalut luka. Namun demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut, salah satunya studi in vivo untuk menentukan kelayakan hidrogel ini untuk menjadi pembalut luka yang ideal.