PLTU Asam Asam sebagai salah satu aset dari PT PLN Indonesia Power senantiasa
dituntut untuk terus berupaya optimal dalam mengelola aset-asetnya demi
terjaganya kontinuitas penyediaan tenaga listrik kepada pelanggan transmisi UP2B
Kalimantan Selatan dan Tengah. Salah satu aset utama yang perlu dijaga reliabilitynya (keandalannya) adalah pulverizer. Dari data kinerja availability (ketersediaan)
aset-aset PLTU Asam Asam unit 3 dan 4, diketahui bahwa pulverizer unit 3A
memiliki tingkat ketersediaan terendah, yaitu 40,7%. Untuk meningkatkan
keandalan dan ketersediaan diperlukan perbaikan program pemeliharaan untuk
peralatan pulverizer unit 3A PLTU Asam Asam.
Penyusunan perbaikan strategi pemeliharaan dilaksanakan dengan menggunakan
metodologi Reliability Centered Maintenance (RCM) II. Langkah-langkah RCM II
berangkat dari tujuh pertanyaan tentang pengambilan keputusan pemeliharaan,
yaitu tentang apa fungsi dan standar kinerja aset, bagaimana mode kegagalannya,
apa penyebab terjadinya mode kegagalan tersebut, apa konsekuensi dari mode
kegagalan tersebut, bagaimana mode kegagalan tersebut dipetakan, tindakan apa
yang harus dilakukan untuk menghindari kegagalan tersebut, lalu tindakan apa yang
akan dilakukan jika tindakan pencegahan tidak ada yang efektif. Ketujuh
pertanyaan tersebut kemudian diterjemahkan menjadi langkah-langkah RCM II
berupa pemilihan sistem atau aset kritikal, pendeskripsian, pengisian RCM
information worksheet, pengisian RCM decision worksheet, hingga didapatkan
strategi pemeliharaan yang sesuai serta cost effective. Dengan strategi pemeliharaan
baru, keandalan dan ketersediaan dibandingkan dengan data aktual saat ini.
Dengan menerapkan RCM II pada coal pulverizing unit 3A ini, dihasilkan
rekomendasi pemeliharaan 22 tindakan no action, 221 tindakan scheduled on
condition, 21 tindakan scheduled restoration, 0 tindakan scheduled discard.
Strategi pemeliharaan tersebut diperkirakan dapat meningkatkan nilai keandalan
pulverizer 3A dari 75,71% menjadi 83,44%. Selain itu, nilai ketersediaan pulverizer
3A meningkat dari 40,7% menjadi 49,48%.