digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PLTU Asam Asam sebagai salah satu aset dari PT PLN Indonesia Power senantiasa dituntut untuk terus berupaya optimal dalam mengelola aset-asetnya demi terjaganya kontinuitas penyediaan tenaga listrik kepada pelanggan transmisi UP2B Kalimantan Selatan dan Tengah. Salah satu aset utama yang perlu dijaga reliabilitynya (keandalannya) adalah pulverizer. Dari data kinerja availability (ketersediaan) aset-aset PLTU Asam Asam unit 3 dan 4, diketahui bahwa pulverizer unit 3A memiliki tingkat ketersediaan terendah, yaitu 40,7%. Untuk meningkatkan keandalan dan ketersediaan diperlukan perbaikan program pemeliharaan untuk peralatan pulverizer unit 3A PLTU Asam Asam. Penyusunan perbaikan strategi pemeliharaan dilaksanakan dengan menggunakan metodologi Reliability Centered Maintenance (RCM) II. Langkah-langkah RCM II berangkat dari tujuh pertanyaan tentang pengambilan keputusan pemeliharaan, yaitu tentang apa fungsi dan standar kinerja aset, bagaimana mode kegagalannya, apa penyebab terjadinya mode kegagalan tersebut, apa konsekuensi dari mode kegagalan tersebut, bagaimana mode kegagalan tersebut dipetakan, tindakan apa yang harus dilakukan untuk menghindari kegagalan tersebut, lalu tindakan apa yang akan dilakukan jika tindakan pencegahan tidak ada yang efektif. Ketujuh pertanyaan tersebut kemudian diterjemahkan menjadi langkah-langkah RCM II berupa pemilihan sistem atau aset kritikal, pendeskripsian, pengisian RCM information worksheet, pengisian RCM decision worksheet, hingga didapatkan strategi pemeliharaan yang sesuai serta cost effective. Dengan strategi pemeliharaan baru, keandalan dan ketersediaan dibandingkan dengan data aktual saat ini. Dengan menerapkan RCM II pada coal pulverizing unit 3A ini, dihasilkan rekomendasi pemeliharaan 22 tindakan no action, 221 tindakan scheduled on condition, 21 tindakan scheduled restoration, 0 tindakan scheduled discard. Strategi pemeliharaan tersebut diperkirakan dapat meningkatkan nilai keandalan pulverizer 3A dari 75,71% menjadi 83,44%. Selain itu, nilai ketersediaan pulverizer 3A meningkat dari 40,7% menjadi 49,48%.