digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Peningkatan kebutuhan energi listrik dan isu pemanasan global mendorong pemanfaatan energi terbarukan sebagai solusi berkelanjutan. Salah satu perhatian utama adalah dampak lingkungan akibat peningkatan emisi polusi udara yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Energi surya merupakan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan dan tidak memerlukan biaya bahan bakar. Namun integrasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya ke dalam sistem kelistrikan menghadapi tantangan akibat sifatnya yang intermittent serta ketergantungannya pada sumber energi utama yang tidak dapat dikendalikan. Hal ini dapat memengaruhi stabilitas sistem kelistrikan terutama kestabilan frekuensi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan teknologi penyimpanan energi dan sistem kendali yang mampu menjaga kestabilan frekuensi pada jaringan listrik di Ibu Kota Nusantara (IKN). Stabilitas frekuensi merupakan aspek krusial dalam sistem tenaga listrik yang dapat dijaga melalui pola operasi load sharing yang adaptif serta pemanfaatan sistem hibrida untuk penyimpanan energi. Pada sistem kelistrikan IKN, PLTS dengan kapasitas operasi 10 MW dikoneksikan secara ongrid dan tersinkronisasi dengan Sistem Mahakam melalui jaringan 20 kV. Kinerja PLTS sangat dipengaruhi oleh iradiasi matahari dan kondisi cuaca, menyebabkan daya keluarannya bersifat fluktuatif. Fluktuasi ini dapat diredam menggunakan baterai agar tidak berdampak signifikan terhadap kinerja pembangkit lainnya. Dalam penelitian ini, dilakukan simulasi menggunakan perangkat lunak DigSILENT 15.1 dengan beberapa studi kasus, meliputi pelepasan beban 100% yang memengaruhi frekuensi sistem dengan respon ada tidaknya free governor, serta implementasi sistem hibrida dengan baterai untuk meningkatkan kestabilan sistem. Hasil simulasi ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai batas kestabilan sistem ketika PLTS IKN beroperasi hingga kapasitas 50 MW, sehingga integrasinya tidak mengganggu kestabilan frekuensi jaringan listrik di IKN.