








Frekuensi dan intensitas kejadian banjir di kawasan perkotaan mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Upaya mitigasi struktural seperti pembangunan
waduk, sistem polder dan sumur resapan belum cukup untuk mengatasi bencana banjir
secara keseluruhan. Sistem peringatan dini terbukti dapat mengurangi dampak
kerusakan dan jatuhnya korban jiwa akibat bencana. Namun, pembangunan dan
pengoperasian sistem peringatan dini bencana seringkali hanya berfokus pada aspek
pemantauan tanda-tanda bahaya dan mekanisme diseminasi informasi peringatan dini
tersebut. Cara pandang seperti ini menyebabkan banyak implementasi sistem
peringatan dini di banyak tempat tidak berjalan efektif dan tidak dapat meningkatkan
kesiapsiagaan masyarakat di daerah rawan bencana. Pengoperasian sistem peringatan
dini banjir oleh BPBD Provinsi DKI Jakarta merupakan salah satu upaya pengurangan
risiko bencana yang bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat sehingga
dapat mengambil tindakan yang tepat saat menerima informasi peringatan dini banjir.
Sistem peringatan dini ini telah menerapkan seluruh aspek / komponen dari sistem
peringatan dini yang efektif. Kerjasama dan koordinasi yang baik dengan
instansi/lembaga teknis terkait seperti BNPB, BMKG, Dinas Sumber Daya Air dan
Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan Provinsi DKI Jakarta meningkatkan
keakuratan dan kecepatan pengolahan informasi peringatan dini banjir. Penggunaan
TIK dan GIS serta tersedianya layanan NTPD Jakarta Siaga 112 selama 24/7
membantu meningkatkan kemampuan merespon dalam penanganan banjir. Namun,
berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada aspek “pengetahuan tentang risiko”
masih diperlukan beberapa peningkatan seperti pemutakhiran informasi bahaya banjir
ke masyarakat baik melalui media sosial/website, pelatihan/sosialisasi maupun melalui
pemanfaatan teknologi virtual reality. Sedangkan pada aspek “diseminasi dan
komunikasi” diperlukan perbaikan pada isi peringatan dini bencana yang memuat
informasi secara lengkap (sumber, jenis bahaya, panduan respon, lokasi dan waktu)
dan penggunaan media baru seperti layanan TV digital untuk menyebarluaskan
informasi peringatan dini banjir ke masyarakat.