Batas darat antara Indonesia dan Malaysia membentang sepanjang 2.062 kilometer,
sebagian besar melewati wilayah perbukitan Pulau Kalimantan, dengan titik awal
di pantai timur Pulau Sebatik pada garis 4°10' Lintang Utara. Proses demarkasi
batas telah berlangsung sejak tahun 1975, berdasarkan kesepakatan dalam 1st Joint
Technical Committee Indonesia-Malaysia. Demarkasi ini menggunakan sistem
referensi lokal BT68, yang berbasis Datum Timbalai dan sistem proyeksi Rectified
Skew Orthomorphic (RSO). Namun, dengan perkembangan teknologi geospasial
dan implementasi sistem referensi global seperti WGS84, diperlukan transformasi
koordinat untuk menyelaraskan koordinat batas yang ada dengan sistem referensi
global yang diakui secara internasional.
Pulau Sebatik menjadi salah satu segmen penting dalam batas darat antara
Indonesia dan Malaysia, dengan panjang garis batas mencapai 23,8 kilometer.
Proses transformasi ini menjadi tantangan karena sebagian besar pilar batas lama
tidak terletak tepat pada garis batas yang disepakati, sehingga Pulau Sebatik
dikategorikan sebagai Outstanding Boundary Problem (OBP). Resolusi OBP Pulau
Sebatik yang disepakati dalam 43rd Joint Border Committee Meeting pada tahun
2018, mencakup pemasangan pilar batas baru menggunakan pengamatan GNSS
dan survei terestris. Proses ini menghasilkan koordinat dalam sistem referensi
global, yang memerlukan transformasi ke sistem referensi BT68 agar sesuai dengan
kesepakatan bilateral. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan parameter
transformasi koordinat dari sistem referensi global ke sistem referensi regional
BT68, menggunakan model transformasi Bursa-Wolf tiga dimensi dengan tujuh
parameter. Pendekatan penelitian ini mencakup analisis data survei GNSS yang
dilakukan pada tahun 2019, pengukuran titik sekutu (common points), serta validasi
transformasi dengan menghitung residu, standar deviasi parameter, dan uji
signifikansi. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan
dalam penyelesaian teknis dan diplomatik permasalahan batas darat Indonesia-
Malaysia, khususnya di Pulau Sebatik