digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri video game telah menjadi hegemoni de facto dalam dunia hiburan global. Dengan nilai pasar mencapai ratusan miliar dolar, industri yang tumbuh pesat ini tidak luput dari tantangan. Salah satu masalah utama adalah keberlanjutan "crunch," yang didefinisikan sebagai kerja lembur yang berkepanjangan, sering kali disebabkan oleh jadwal proyek yang tidak biasa. Fenomena crunch dan persepsinya dalam industri ini telah memicu kekhawatiran terkait etika tenaga kerja dan produktivitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki penyebab dan dampak crunch melalui wawancara kualitatif dan analisis tematik dengan pengembang dari berbagai latar belakang dan peran dalam industri ini. Struktur pengumpulan data akan berupa wawancara semi-terstruktur dengan sembilan developer untuk mendapatkan perspektif yang lebih mendalam tentang pandangan mereka terkait crunch. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa budaya lembur disebabkan oleh manajemen proyek yang buruk, penambahan fitur yang tidak terencana (feature creep), dan tantangan mendasar dalam pengembangan game, yang diperburuk oleh tekanan eksternal seperti praktik ketenagakerjaan yang tidak diatur di banyak negara. Meskipun gairah terhadap profesi ini memotivasi para developer, lembur yang dilakukan secara mandiri dan berlebihan sering kali menyebabkan burnout, gangguan kesehatan mental dan fisik, serta keseimbangan kerja-hidup yang rentan. Terlepas dari upaya beberapa studio untuk mengurangi dampaknya, normalisasi budaya lembur tetap meluas. Penelitian ini menyoroti perlunya perubahan sistemik, dengan mendorong kebijakan tenaga kerja dan praktik manajemen yang lebih baik untuk menciptakan lingkungan kerja yang berkelanjutan dan adil dalam industri video game.