Sungai Cikapundung adalah salah satu sumber daya air yang penting bagi kota
Bandung dan daerah sekitarnya. Sungai Cikapundung berinteraksi dengan sistem
air tanah di sekitarnya sehingga keduanya saling mempengaruhi, baik kuantitas
mupun kualitas. Penelitian tentang interaksi air tanah dan air sungai pada DAS
Cikapundung serta kualitas air tanah yang dipengaruhi oleh perbedaan curah hujan
perlu dilakukan, salah satunya dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
pengelolaan sumber daya air dan pengendalian bencana banjir. Hasil pengukuran
pada periode kering pendek, Juni – Oktober 2023 menunjukkan bahwa zona transisi
dari aliran efluen ke aliran influen berpindah sejauh ± 1,7 km ke arah utara terhadap
posisi hasil penelitian pada tahun 2015. Hasil pengukuran pada periode basah
pendek, November 2023 – Maret 2024 menunjukkan bahwa zona transisi dari aliran
efluen ke aliran influen berpindah lagi sejauh ± 1,2 km ke arah selatan terhadap
posisinya pada periode kering pendek tahun 2023. Koefisien aliran permukaan
DAS Cikapundung dengan metode Cook terestimasi sebesar 70% di mana kurang
dari 30% presipitasi yang terinfiltrasi ke bawah permukaan tanah, dimana batas
kawasan dengan daerah koefisien aliran permukaan ekstrim berada pada daerah
yang sama dengan zona transisi dari aliran efluen ke aliran influen pada tahun 2024.
Berbeda dengan hasil beberapa penelitian di tempat lain, konsentrasi TDS pada air
tanah relatif lebih tinggi pada periode basah daripada pada periode kering. Tingkat
keasaman air tanah relatif lebih asam pada periode basah daripada pada periode
kering.