Adsorben memiliki peran penting dalam proses adsorpsi yang melibatkan
penyerapan kontaminan dari fase cair ke permukaan padatan. Proses ini efektif
digunakan sebagai solusi untuk menghilangkan logam berat seperti kromium
heksavalen (Cr(VI)), melalui pemanfaatan gugus fungsi aktif adsorben. Dalam
penelitian ini, adsorben dikembangkan menggunakan pendekatan green
technology, memanfaatkan biochar berbasis lignoselulosa dari limbah hutan.
Biochar tersebut diproses menjadi nanopartikel melalui teknik milling dengan
durasi optimal selama 4 jam, menghasilkan biochar dengan ukuran rata-rata 282,7
nm. Untuk meningkatkan efisiensi adsorpsi, nano biochar dikombinasikan dengan
polimer alami kitosan dan alginat, kemudian ditempelkan pada spons Luffa
aegyptiaca, sehingga dihasilkan adsorben komposit La-NBCA. Secara fisik,
pengaplikasian lapisan adsorben pada spons luffa menghasilkan struktur yang lebih
kaku, dengan distribusi adsorben yang merata di seluruh permukaan serta
mempermudah penerapannya dalam sistem cairan.
Material bahan baku dan adsorben La-NBCA dikarakterisasi untuk mempelajari
terkait gugus fungsi, morfologi dan kemampuan adsorpsi adsorben. Hasil
karakterisasi gugus fungsi menunjukkan keberadaan ikatan hidrogen (O-H), ikatan
C-H, ikatan C-C, gugus fungsi karboksil (C=O), ikatan C=C, ikatan N-H, dan ion
karbonat, yang semuanya berperan proses adsorpsi logam berat. Analisis morfologi
lapisan adsorben memperlihatkan distribusi partikel yang merata dan menyelimuti
permukaan spons luffa dengan profil kekasaran permukaan antara 851,3 ?m x 1227
?m x 255 ?m. Setelah penyerapan logam berat, partikel-partikel logam berat
menempel pada permukaan luffa yang menandakan bahwa ion berat berhasil
terserap oleh adsorben. Uji adsorpsi secara batch juga menunjukkan bahwa lapisan
adsorben La-NBCA mampu efektif menghilangkan logam berat Cr (VI) dari
larutan.
Performa adsorben La-NBCA dalam menyerap Cr(VI) menunjukkan bahwa
peningkatan massa atau jumlah lapisan adsorben serta penurunan konsentrasi awal
Cr(VI) dapat meningkatkan efisiensi adsorpsi, dengan efisiensi tertinggi sebesar
88% pada 3 lapis La-NBCA di 12 mg/L Cr(VI). Kapasitas adsorpsi pada kondisi
setimbang (qe) dapat dihitung menggunakan metode curve fitting-nonlinear
regression dengan persamaan Pseudo-First-Order model, menghasilkan nilai
ii
R2 > 0,99 untuk semua sampel uji. Semakin banyak jumlah adsorben yang
digunakan pada waktu kontak yang sama menyebabkan kapasitas adsorpsi
adsorben (mg/g) yang digunakan semakin kecil, 3 lapis La-NBCA dalam 12 mg/L
Cr(VI) memiliki kapasitas 1,03 mg/g sedangkan 1 lapis La-NBCA dalam 25 mg/L
Cr (VI). Selanjutnya, mekanisme adsorpsi dari adsorben La-NBCA dianalisis
dengan pemodelan kinetika adsorpsi Pseudo First Order Model (PFO), Pseudo
Second Order Model (PSO), Intraparticle Diffusion (IP) dan Simple Elovich dan
menunjukkan bahwa keempat model tersebut sesuai untuk menjelaskan mekanisme
adsorpsi. Selain itu, model isoterm adsorpsi Langmuir menunjukkan kecocokan
paling baik dan mengindikasikan bahwa permukaan adsorben bersifat homogen
dan adsorpsi terjadi dalam bentuk lapisan monolayer.
Performa adsorben La-NBCA diuji dalam kolom adsorpsi bersirkulasi dengan laju
aliran antara 13 hingga 38 ml/menit. Pemodelan menggunakan surface model
dengan pendekatan persamaan kinetika adsorpsi serta laju aliran dilakukan untuk
menggambarkan hubungan antara kapasitas adsorpsi, waktu kontak dan laju aliran
sirkulasi. Hasil pemodelan menunjukkan nilai R² yang tinggi (0,99) dengan nilai
SSE dan RMSE yang rendah, menandakan kecocokan yang baik. Hasil pemodelan
menunjukkan laju aliran sirkulasi memiliki pengaruh signifikan terhadap proses
adsorpsi, laju optimal sebesar 26 ml/menit menghasilkan kapasitas adsorpsi 6,94
mg/g dan efisiensi tertinggi 63% dalam 240 menit dan lebih rendah pada laju aliran
lainnya.
Kata kunci: proses adsorpsi, adsorben, nano biochar, lignoselulosa biochar,
biochar limbah hutan, logam berat Cr (VI), spons Luffa aegyptiaca