digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Fahma Roswita
PUBLIC Open In Flip Book Yati Rochayati

Neutron memainkan peran yang sangat penting dalam reaktor nuklir, khususnya pada reaktor riset, karena digunakan dalam berbagai penelitian dan produksi radioisotop. Salah satu reaktor riset yang ada di Indonesia adalah Reaktor TRIGA 2000 Bandung. Reaktor riset ini merupakan salah satu reaktor riset yang memiliki potensi untuk pengembangan utilisasi menjadi reaktor produksi isotop (RPI) dan prioritas revitalisasi fasilitas ketenaganukliran. Namun, izin operasi reaktor TRIGA 2000 akan habis pada 2027, sehingga diperlukan data pendukung untuk pengajuan perpanjangan izin operasi. Data distribusi fluks neutron dalam teras reaktor menjadi hal yang penting untuk menjadi data dukung baik itu dokumen perizinan operasi maupun untuk data awal penelitian dalam meningkatkan utilisasi dan potensi dari reaktor TRIGA 2000. Oleh karena itu, pengukuran fluks neutron menjadi aspek yang sangat penting dalam manajemen reaktor nuklir, khususnya untuk mengetahui distribusi fluks neutron secara aksial berdasarkan konfigurasi teras terkini. Data tersebut dapat digunakan sebagai bahan kajian dan evaluasi lebih lanjut. Pengukuran fluks neutron yang umum dilakukan adalah dengan menggunakan metode aktivasi neutron. Sampel 197Au digunakan karena memiliki penampang lintang serapan neutron yang cukup tinggi dan hanya memiliki satu puncak energi sehingga mudah dianalisis. Sampel Cd digunakan untuk membungkus sampel 197Au dengan tujuan menyerap neutron dalam spektrum energi termal. Dengan demikian, fluks neutron yang berinteraksi dengan 197Au adalah neutron dengan spektrum energi epitermal atau yang lebih tinggi. Nilai fluks neutron termal pada pengukuran diperoleh dari perbandingan nilai cadmium. Sampel baru yang digunakan pada penelitian ini merupakan sampel yang sudah diuji dan dibandingkan hasil pengukurannya dengan sampel lama. Sampel baru terbukti dapat lebih optimal dalam menyerap neutron. Metode eksperimen pengukuran diuji terlebih dahulu di reaktor Kartini, karena reaktor Kartini merupakan reaktor yang memiliki tipe yang sama dengan reaktor TRIGA 2000. Hasil pengujian metode tersebut menunjukkan kesesuaian yang cukup baik pada posisi setengah aksial ke bawah jika dibandingkan dengan simulasi MCNP. Data simulasi diperoleh dari Direktorat Penglolaan Fasilitas Ketenaganukliran (DPFK) – BRIN. Metode yang telah diuji tersebut kemudian diterapkan pada pengukuran fluks neutron di central thimble, pneumatic transfer system, dan lazy susan pada reaktor TRIGA 2000. Ketiga fasilitas iradiasi tersebut memiliki kondisi pipa kering. Khusus untuk saluran central thimble sampel disusun dalam lima kelongsong yang dirangkai menjadi satu untuk mendapatkan data lengkap teras aksial penuh. Pada pneumatic transfer system dan lazy susan sampel yang dimasukkan hanya satu kelongsong saja. Sampel diiradiasi selama lima menit pada daya operasi 100 kW. Distribusi aksial fluks neutron di teras aktif fasilitas iradiasi reaktor TRIGA 2000 menunjukkan bahwa posisi tengah aksial cenderung memiliki nilai fluks neutron yang tinggi baik itu untuk kategori neutron total, epitermal, maupun termal. Besar nilai fluks neutron total tertinggi yaitu 1.49E+11 n/cm2 s pada posisi sistem pneumatik. Nilai fluks neutron epitermal tertinggi 3.21E+10 n/cm2 s pada posisi central thimble. Sedangkan untuk nilai fluks neutron termal tertinggi berada pada posisi sistem pneumatik dengan nilai 1.27E+11 n/cm2 s. Data simulasi yang digunakan sebagai pembanding hasil eksperimen menunjukkan bahwa nilai simulasi selalu lebih tinggi dibandingkan nilai eksperimen. Meskipun terdapat gap data namun untuk pola dan tren dari distribusi datanya cenderung sama. Hasil pengukuran ini diharapkan dapat menjadi data dukung penting dalam penyusunan dokumen perizinan dan justifikasi kebijakan terkait keberlangsungan operasi dan utilisasi reaktor TRIGA 2000 Bandung di masa mendatang.