Neutron memainkan peran yang sangat penting dalam reaktor nuklir, khususnya
pada reaktor riset, karena digunakan dalam berbagai penelitian dan produksi
radioisotop. Salah satu reaktor riset yang ada di Indonesia adalah Reaktor TRIGA
2000 Bandung. Reaktor riset ini merupakan salah satu reaktor riset yang memiliki
potensi untuk pengembangan utilisasi menjadi reaktor produksi isotop (RPI) dan
prioritas revitalisasi fasilitas ketenaganukliran. Namun, izin operasi reaktor TRIGA
2000 akan habis pada 2027, sehingga diperlukan data pendukung untuk pengajuan
perpanjangan izin operasi. Data distribusi fluks neutron dalam teras reaktor menjadi
hal yang penting untuk menjadi data dukung baik itu dokumen perizinan operasi
maupun untuk data awal penelitian dalam meningkatkan utilisasi dan potensi dari
reaktor TRIGA 2000. Oleh karena itu, pengukuran fluks neutron menjadi aspek
yang sangat penting dalam manajemen reaktor nuklir, khususnya untuk mengetahui
distribusi fluks neutron secara aksial berdasarkan konfigurasi teras terkini. Data
tersebut dapat digunakan sebagai bahan kajian dan evaluasi lebih lanjut.
Pengukuran fluks neutron yang umum dilakukan adalah dengan menggunakan
metode aktivasi neutron. Sampel 197Au digunakan karena memiliki penampang
lintang serapan neutron yang cukup tinggi dan hanya memiliki satu puncak energi
sehingga mudah dianalisis. Sampel Cd digunakan untuk membungkus sampel 197Au
dengan tujuan menyerap neutron dalam spektrum energi termal. Dengan demikian,
fluks neutron yang berinteraksi dengan 197Au adalah neutron dengan spektrum
energi epitermal atau yang lebih tinggi. Nilai fluks neutron termal pada pengukuran
diperoleh dari perbandingan nilai cadmium. Sampel baru yang digunakan pada
penelitian ini merupakan sampel yang sudah diuji dan dibandingkan hasil
pengukurannya dengan sampel lama. Sampel baru terbukti dapat lebih optimal
dalam menyerap neutron. Metode eksperimen pengukuran diuji terlebih dahulu di
reaktor Kartini, karena reaktor Kartini merupakan reaktor yang memiliki tipe yang
sama dengan reaktor TRIGA 2000. Hasil pengujian metode tersebut menunjukkan
kesesuaian yang cukup baik pada posisi setengah aksial ke bawah jika dibandingkan
dengan simulasi MCNP. Data simulasi diperoleh dari Direktorat Penglolaan Fasilitas
Ketenaganukliran (DPFK) – BRIN. Metode yang telah diuji tersebut kemudian
diterapkan pada pengukuran fluks neutron di central thimble, pneumatic transfer
system, dan lazy susan pada reaktor TRIGA 2000. Ketiga fasilitas iradiasi tersebut
memiliki kondisi pipa kering. Khusus untuk saluran central thimble sampel disusun dalam lima kelongsong yang dirangkai menjadi satu untuk mendapatkan data
lengkap teras aksial penuh. Pada pneumatic transfer system dan lazy susan sampel
yang dimasukkan hanya satu kelongsong saja. Sampel diiradiasi selama lima menit
pada daya operasi 100 kW. Distribusi aksial fluks neutron di teras aktif fasilitas iradiasi
reaktor TRIGA 2000 menunjukkan bahwa posisi tengah aksial cenderung memiliki
nilai fluks neutron yang tinggi baik itu untuk kategori neutron total, epitermal, maupun
termal. Besar nilai fluks neutron total tertinggi yaitu 1.49E+11 n/cm2
s pada posisi
sistem pneumatik. Nilai fluks neutron epitermal tertinggi 3.21E+10 n/cm2
s pada
posisi central thimble. Sedangkan untuk nilai fluks neutron termal tertinggi berada
pada posisi sistem pneumatik dengan nilai 1.27E+11 n/cm2
s. Data simulasi yang
digunakan sebagai pembanding hasil eksperimen menunjukkan bahwa nilai
simulasi selalu lebih tinggi dibandingkan nilai eksperimen. Meskipun terdapat gap
data namun untuk pola dan tren dari distribusi datanya cenderung sama. Hasil
pengukuran ini diharapkan dapat menjadi data dukung penting dalam penyusunan
dokumen perizinan dan justifikasi kebijakan terkait keberlangsungan operasi dan
utilisasi reaktor TRIGA 2000 Bandung di masa mendatang.