digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam industri aviasi diperlukan suku cadang perawatan untuk kelancaran operasi pesawat terbang. Jumlah suku cadang perawatan pesawat terbang sangat banyak sehingga dibutuhkan metode untuk secara efisien dan efektif memastikan kebutuhan operator pesawat terbang dapat dipenuhi. Namun, pemenuhan kebutuhan suku cadang masih didominasi 93% oleh impor. Dalam pengadaan suku cadang terdapat beberapa kendala antara lain adanya larangan dan pembatasan masuknya impor suku cadang, adanya bea masuk untuk suku cadang antara 2,5% hingga 25%, dan kelangkaan suku cadang di daerah Asia pasca pandemi COVID-19. Pada penelitian ini, dikembangkan suatu rekomendasi strategi pengadaan suku cadang pesawat dengan menggunakan analisis faktor biaya. Penelitian dilakukan dengan analisis mengenai peraturan larangan dan pembatasan (lartas) impor suku cadang pesawat oleh pemerintah dan bagaimana dampaknya terhadap industri penerbangan dalam negeri. Strategi pengadaan suku cadang ditinjau untuk tiga jenis suku cadang pesawat yaitu rotables, repairables, and expendables. Setiap jenis suku cadang memiliki strategi pengadaan yang berbeda sesuai dengan karakteristiknya. Beberapa contoh strategi pengadaan adalah in-house repair, pembelian langsung ke produsen seperti Original Equipment Manufacturer, dan pembelian melalui pihak ketiga seperti broker dan vendor-managed inventory. Rekomendasi strategi pengadaan suku cadang mempertimbangkan juga kendala pengadaan yang saat ini dialami oleh MRO dan operator penerbangan.